Oase Kehidupan, Selasa:12 Maret 2024
Teks : Yeh 47: 1-9.12; Mzm 46:2-3.5-6.8-9; Yoh 5:1-16
KEKERINGAN menyusul gagal panen di hampir semua wilayah di Nusa Tenggara Timur 2024 mendorong para petani menemukan pilihan-pilihan baru untuk dapat hidup. Alam kita menyiapkan banyak pilihan di bidang wirausaha, bidang peternakan dan rupa-rupa bisnis sesuai kebutuhan dan kondisi lingkungan. Bidang kelautan membutuhkan Kerjasama pihak pemerintah dengan warga masyarakat dalam hal memberikan pelatihan dan perlengkapan armada penangkapan ikan!
Hidup dengan pelbagai macam pilihan menumbuhkan harapan dan iman akan sang pencipta yang tidak pernah akan melupakan kita. Nabi Yehezkiel justru menumbuhkan harapan kita akan kasih Allah seperti Sungai yang tidak pernah mengering. Kasih-Nya terus mengalir bagai air menumbuhkan kehidupan segala makluk hidup! Kita belajar menemukan kasih Allah menuntun kita dalam menentukan pilihan-pilihan hidup dengan berani dan bijaksana agar berbuah untuk orang lain! Nubuat Yehezkiel menyebut ikan di laut sangat banyak namun masih banyak orang belum terampil memanfaatkan sumber daya laut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pemerintah dan para warga hendaknya membaca peluang sumber daya laut, memelihara ekosistem laut dan pemanfaatannya sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat kita! (Yeh 47: 1-9.12)
Dalam pengalaman macam apakah kita berani dan bijaksana menentukan pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari? Pemazmur memberi kesaksian kasih Allah bagai Sungai selalu hadir bagi kita di tengah segala kesesakan sangat terbukti! Oleh karena itu pemazmur mengajak kita tidak perlu takut sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung guncang di laut! Perubahan itu sedang menjadi pengalaman nyata dalam hidup kita! Curah hujan tidak teratur, bencana kekeringan dan gagal panen, erupsi gunung dan bencana banjir bandang tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk putusasa! (Mzm 46:2-3.5-6.8-9)
Dalam pengalaman macam apakah kasih Allah hadir dalan hidup kita di tengah kesesakan? Kita menemukan kasih Tuhan bagai Sungai dalam perjumpaan Yesus dengan seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun sakit. Kita dapat membayangkan betapa besar kerinduan orang sakit itu menunggu antrian untuk mandi di kolam betesda, kolam yang menyembuhkan. Hampir tidak banyak orang tahu, Yesus hadir di tengah kesesakan hidup mereka. Hanya ada seorang pasien malang yang selalu terlambat ke kolam itu dapat melihat Tuhan hadir dalam hidupnya! Yesus membangun dialog dengan orang yang sangat rapuh, sakit dan tidak beruntung dalam hidupnya! ‘Maukah engkau sembuh?’, tanya Yesus penuh belaskasih. Jawab orang sakit itu, ‘Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke kolam itu…?’ Kita tahu kemudian Yesus memberi jawaban, Yesus membawa kepastian. ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah?’ Pada saat itu juga sembulah orang itu!
Di sekitar kita ada banyak orang yang sangat rapuh hidupnya: sakit, menderita dalam banyak hal, terlantar dan tidak beruntung di tengah persaingan hidup ekonomi, sosial dan politik! Kita terpanggil untuk menyapa mereka, membangun dialog dan membawa harapan hidup baru! Dengan cara demikian kita mewujudkan kasih Tuhan bagai Sungai yang terus mengalir dan memberi hidup! (Yoh 5:1-16) Apakah kita siap membangun dialog dan harapan baru di hati banyak orang terlantar dan menderita? Sejauhmana saya menghadirkan kasih Tuhan bagai Sungai? (RD Antonius Prakum Keraf)***