Flores Timur, Senin, 04 November 2024 – Gunung Lewotobi di Flores Timur meletus kembali tepat tengah malam sekitar pukul 24.00 wita, menyebabkan kerusakan parah di kawasan pemukiman sekitar lereng gunung. Letusan yang terjadi sekitar pukul 24.00 tengah malam ini mengakibatkan lontaran batu panas yang menghujani desa-desa di sekitar gunung, menyebabkan banyak rumah terbakar dan kerusakan material yang cukup berat.
Dari laporan awal tim evakuasi dan para relawan, puluhan rumah mengalami kebakaran akibat terjangan batu-batu panas yang terlontar jauh dari kawah Gunung Lewotobi. Api yang disebabkan oleh batu panas ini meluas dengan cepat dan sulit dikendalikan karena situasi dalam keadaan gelap gulita. Banyak rumah warga dan fasilitas umum rusak, termasuk asrama susteran SSpS Hokeng dan Seminari San Dominggo Hokeng karena terbakar dan kena lontaran batu yang berasal dari gunung api.
Tidak hanya kerusakan material, banyak warga juga dilaporkan mengalami luka bakar yang serius, bahkan ada yang meninggal dunia. Sebagian besar korban terkena lontaran abu dan batu panas saat berusaha menyelamatkan diri dari rumah mereka. Hingga berita ini diturunkan, tim penyelamat dan relawan sedang membangun koordinasi untuk memberikan pertolongan pertama kepada para korban serta mengevakuasi warga yang terjebak di zona bahaya.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua PSE dan Caritas Keuskupan Larantuka, RD Fransiskus Xaverius Hurint. Beliau mengatakan bahwa “Sekitar jam 12.00 malam ada letusan gunung Lewotobi yang besar dan melontarkan larva pijar dan bebatuan. Ada warga yang terluka dan juga meninggal dunia, rumah penduduk dan beberapa gedung bangunan terbakar. Masyarakat sekitar mengungsi. Untuk kejelasan informasi akan disampaikan sesudah rapat koordinasi dengan para pihak.”
Saat ini, pemerintah setempat bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menetapkan zona merah di sekitar lereng Gunung Lewotobi. Para petugas mengimbau warga untuk sementara waktu mengungsi ke tempat yang lebih aman hingga kondisi benar-benar dinyatakan stabil.
Pihak Gereja Keuskupan Larantuka tidak tinggal diam dalam menyikapi situasi ini. Melalui komunitas paroki-paroki dan biara-biara dihimbau untuk segera memberikan bantuan berupa materiil, tenaga dan dukungan finansial untuk membantu para korban. Semua ini bergerak di bawah koordinasi lembaga CARITAS Keuskupan Larantuka yang dikomandoi oleh RD Fransiskus Xaverius Hurint.
Letusan ini kembali mengingatkan masyarakat akan bahaya yang mengancam di sekitar kawasan gunung berapi aktif di Indonesia. Pihak berwenang terus memantau aktivitas Gunung Lewotobi, mengingat potensi letusan susulan yang mungkin terjadi dalam waktu dekat. (MA/KOMSOSKL)