Larantuka, 21 November 2025 Gereja Lokal Keuskupan Larantuka kembali menorehkan langkah penting dalam perjalanan pastoralnya dengan menyelenggarakan Lokakarya Tahun Evaluasi Program Pastoran Jangka Pendek Tahap III (PJPT III). Kegiatan ini berlangsung di Multi Event Hall (Gedung OMK) Sarotari Larantuka dan menjadi kesempatan istimewa bagi seluruh komponen Gereja untuk melihat kembali perjalanan empat tahun terakhir sekaligus mempersiapkan arah pastoral baru untuk masa mendatang.

Foto: Peserta Lokakarya Tahun Evaluasi Program Pastoran Jangka Pendek Tahap III (PJPT III) Keuskupan Larantuka.
Tahun 2025 ditetapkan sebagai Tahun Evaluasi PJPT III, sebuah tahap yang tidak hanya menilai capaian, tetapi juga menjadi ruang untuk melakukan refleksi mendalam dan kritik diri yang jujur. Dalam suasana penuh kesadaran dan keterbukaan, evaluasi ini diarahkan untuk memastikan Gereja Lokal Keuskupan Larantuka tetap berjalan sesuai visi besar yang dirumuskan dalam Sinode VII tahun 2019: menjadi Gereja Umat Allah yang mandiri dalam bidang spiritual, personal, dan finansial, serta misioner dalam semangat dialog, solidaritas, dan kasih.
PJPT III memiliki lima bidang utama sebagai pilar penggerak pastoral, yakni bidang pastoral, tata kelola, lembaga, harta benda Gereja, serta pedoman dan panduan. Sejak tahun 2020, perjalanan pastoral keuskupan diberi arah melalui tema-tema tahunan: Tahun Agen Pastoral, Tahun Keluarga, Tahun Orang Muda Katolik, Tahun Ekologi, serta Tahun KBG dan Kelompok Kategorial. Seluruh pengalaman ini kini dikaji kembali secara menyeluruh dalam Tahun Evaluasi.

Foto: Peserta Lokakarya Tahun Evaluasi Program Pastoran Jangka Pendek Tahap III (PJPT III) Keuskupan Larantuka.
Proses evaluasi dilaksanakan dengan pendekatan POACC (Planning, Organizing, Actuating, Coordinating, Controlling). Tim evaluasi yang dibentuk bekerja menyiapkan berbagai dokumen, mengkaji laporan lembaga dan paroki, serta melakukan konsultasi bersama pihak berwenang Gereja maupun narasumber ahli. Semua hasil dirangkum dalam lokakarya tingkat keuskupan yang melibatkan pastor paroki, biarawan-biarawati, pengurus Dewan Pastoral, OMK, KBG, dan berbagai kelompok kategorial. Metode evaluasi bervariasi, mulai dari studi dokumen, konsultasi teologis dan pastoral, hingga lokakarya partisipatif. Prinsip partisipasi dijaga agar hasil yang diperoleh benar-benar objektif, komprehensif, dan mampu menjadi dasar kuat bagi perencanaan program jangka pendek tahap berikutnya.
Catatan perjalanan empat tahun menunjukkan banyak buah yang menggembirakan. Pada Tahun Agen Pastoral, para agen menunjukkan pemahaman yang lebih baik tentang tugas pokok dan fungsi mereka. Mereka semakin aktif mendampingi umat, hadir dalam rekoleksi, kegiatan sosial, pendampingan rohani, bahkan aksi nyata membantu korban bencana alam. Hal ini memperlihatkan pertumbuhan semangat pelayanan yang nyata di tengah umat.

Foto: Peserta Lokakarya Tahun Evaluasi Program Pastoran Jangka Pendek Tahap III (PJPT III) Keuskupan Larantuka.
Tahun Keluarga menampilkan gerakan pendampingan yang intens, baik pra maupun pascanikah. Banyak paroki menghidupkan doa keluarga, rekoleksi, pelayanan kepada keluarga berkondisi khusus, dan pendampingan pendidikan iman anak. Di sisi lain, generasi muda memperoleh wadah pengembangan diri melalui SEKAMI, SEKAR, dan OMK, yang turut mengambil peran besar dalam perjalanan pastoral.
Tahun Orang Muda Katolik menjadi tonggak penting bagi partisipasi kaum muda. Mereka terlibat dalam kepengurusan, menginisiasi kegiatan sosial, terlibat dalam aksi solidaritas, dan ambil bagian dalam respon kebencanaan. Kreativitas dan solidaritas kaum muda semakin tampak meski, pada saat yang sama, berbagai tantangan ikut mencuat, seperti pendampingan yang belum menyeluruh, dominasi peserta perempuan, dan pengaruh media sosial.

Foto: Peserta Lokakarya Tahun Evaluasi Program Pastoran Jangka Pendek Tahap III (PJPT III) Keuskupan Larantuka.
Tahun Ekologi menggerakkan umat untuk semakin mencintai lingkungan. Banyak KBG membentuk kelompok peduli alam dan melaksanakan aksi ramah lingkungan, seperti penanaman pohon, pembersihan lingkungan, dan pengelolaan sampah. Sementara itu, Tahun KBG dan Kelompok Kategorial memperkuat struktur dasar Gereja. Kapasitas para pengurus semakin meningkat dan keterlibatan umat kian terasa dalam kehidupan menggereja.
Dari seluruh proses berjalan, manfaat yang dirasakan sangat nyata. Gereja semakin mandiri, umat kian solider, semangat kebersamaan antar-KBG menguat, dan keterlibatan dalam dialog antaragama semakin hidup. Kerja sama dengan tokoh adat, pemerintah desa, hingga LSM menunjukkan bahwa Gereja hadir bukan hanya sebagai komunitas iman, tetapi juga sebagai gerakan sosial yang aktif.
Namun evaluasi juga menyingkap sejumlah tantangan. Minimnya pedoman dan modul pastoral yang komprehensif serta kurangnya konsistensi pendampingan menjadi catatan penting. Kendala adat dan sosial yang memengaruhi partisipasi umat juga menjadi perhatian. Karena itu, beberapa rekomendasi dirumuskan, seperti perlunya penyusunan pedoman pastoral yang lebih jelas, penguatan kapasitas pastor dan pendamping, kaderisasi berkelanjutan, serta penguatan animasi keluarga dan KBG.

Foto: Peserta Lokakarya Tahun Evaluasi Program Pastoran Jangka Pendek Tahap III (PJPT III) Keuskupan Larantuka.
Tahun Evaluasi PJPT III menjadi momentum penting bagi Gereja Keuskupan Larantuka untuk meneguhkan kembali arah perjalanannya. Semua hasil evaluasi terdokumentasi sebagai jejak pastoral, sesuai ungkapan “Verba volant, scripta manent: kata bisa hilang, tetapi tulisan tetap tinggal.” Dengan refleksi yang mendalam ini, Gereja Lokal menatap masa depan dengan penuh harapan, menuju kehidupan menggereja yang semakin mandiri, solider, dan misioner. (@sly)








