Pamakayo Solor – Kamis, 04 Desember 2025 menjadi hari penuh syukur bagi masyarakat di Pulau Solor, Keuskupan Larantuka. Suasana haru dan sukacita melingkupi halaman Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) St. Mikael Solor ketika sekolah ini resmi dinyatakan beralih status menjadi Sekolah Menengah Agama Katolik Negeri (SMAKN) St. Mikael Solor. Peresmian dipimpin langsung oleh Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Drs. Suparman, SE, M.Si., dalam sebuah upacara yang dihadiri tokoh gereja, pemerintah, dan masyarakat lintas iman.

Tarian Penjemputan Tamu pada Acara Peresmian SMAK St. Mikael Solor Menjadi Sekolah Menengah Agama Katolik Negeri (SMAKN) St. Mikael Solor.
Perayaan Ekaristi mengawali upacara ini dipimpin oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Larantuka, RD. Gabriel Unto da Silva (Romo Geby), bersama para imam konselebran. Perayaan ini mengusung tema “Rumahku di Atas Batu”. Dalam homilinya Romo Geby menegaskan bahwa sekolah Katolik harus menjadi ruang pembentukan pribadi yang kuat, kokoh, dan berintegritas. Seperti rumah yang dibangun di atas batu, para peserta didik diharapkan tumbuh sebagai pribadi yang dapat dipercaya, berkarakter, berguna bagi sesama, dan berlandaskan iman yang teguh.
SMAK St. Mikael Solor sebelumnya berada di bawah naungan Yayasan Persekolahan Umat Katolik Keuskupan Larantuka (YAPERSUKTIM). Sekolah ini memperoleh izin operasional pada 19 November 2015 dan memulai kegiatan belajar mengajar pada 17 Juli 2019. Perjalanan menuju status negeri berlangsung panjang dan akhirnya berbuah manis berkat kerja sama banyak pihak.

Petugas Liturgi dan Para Imam Konselebran pada Misa Peresmian SMAK St. Mikael Solor Menjadi Sekolah Menengah Agama Katolik Negeri (SMAKN) St. Mikael Solor.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur, Yosef Aloysius Babaputra, pada kesempatan itu mengingatkan kembali sejarah panjang masuknya agama Katolik di wilayah Flores oleh bangsa Portugis pada tahun 1561, yang berawal dari Pulau Solor. Keberadaan SMAKN St. Mikael Solor, katanya, menjadi penegasan identitas kekatolikan yang telah mengakar di wilayah ini. Ia menyebut peresmian tersebut sebagai “kado Natal 2025” bagi masyarakat Flores Timur, seraya menyampaikan terima kasih kepada Dirjen Bimas Katolik dan para tokoh lintas iman yang terlibat. Anak-anak yang dididik di sekolah ini, tegasnya, dibentuk sebagai pribadi yang “100% Katolik dan 100% Indonesia.”

Upacara Peresmian SMAK St. Mikael Solor Menjadi Sekolah Menengah Agama Katolik Negeri (SMAKN) St. Mikael Solor.
Momentum pembacaan SK Menteri Agama RI mengenai perubahan status sekolah disambut dengan antusias oleh seluruh hadirin. Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi NTT, Fransiskus Karianto, S.Ag.,M.Si dalam sambutannya memberikan apresiasi atas persiapan perayaan yang ia sebut luar biasa, serta berharap status negeri ini semakin mendorong peningkatan mutu, kualitas, dan layanan pendidikan bagi generasi muda Solor.
Wakil Bupati Flores Timur, Ignas Boli Uran, dalam refleksinya menyebut momen ini bertepatan dengan 10 tahun berdirinya SMAK St. Mikael Solor, sekaligus dihadiri 10 imam konselebran, sebuah simbol yang ia maknai sebagai berkat tersendiri. Ia menegaskan bahwa peresmian SMAK St. Mikael Solor menjadi SMAKN St. Mikael Solor menjadi bukti bahwa tidak ada lagi diskriminasi dalam pelayanan negara. Jika politik dapat memecah belah, agama justru menyatukan. Karena itu, ia melihat peresmian ini sebagai pintu pembuka bagi sekolah-sekolah lain untuk dinegerikan.
Vikjen Keuskupan Larantuka, RD. Gabriel Unto da Silva, kembali menekankan pentingnya sekolah Katolik yang unggul dan berakar pada nilai-nilai Injil. Baginya, sekolah adalah lingkungan sosial kedua setelah keluarga, dan identitas sekolah Katolik tidak dapat dipisahkan dari otoritas Gereja (Uskup). Ia menyampaikan terima kasih kepada komunitas Katolik Solor dan semua pihak yang telah berjuang dan turut berproses hingga sekolah ini resmi menyandang sekolah negeri.

Upacara Peresmian SMAK St. Mikael Solor Menjadi Sekolah Menengah Agama Katolik Negeri (SMAKN) St. Mikael Solor.
Dirjen Bimas Katolik Drs. Suparman, SE,M.Si., dalam sambutannya, mengatakan bahwa SMAKN St. Mikael Solor akan dikembangkan sebagai sekolah berbasis kemaritiman dengan konsep “bluekoteologi” yang mengintegrasikan spiritualitas, pendidikan umum, dan wawasan kelautan. Ia melihat potensi wisata edukatif di sekolah ini dan berkomitmen segera menyusun masterplan pengembangan agar arah pendidikan dan pemberdayaan semakin jelas. “Anak-anak yang sekolah di sini,” ujarnya, “adalah bagian dari perhatian negara.”

Sekolah Menengah Agama Katolik Negeri (SMAKN) St. Mikael Solor.
Peresmian SMAKN St. Mikael Solor menandai babak baru pendidikan Katolik di Pulau Solor. Status baru ini tidak hanya membuka kesempatan lebih luas bagi pengembangan mutu pendidikan, tetapi sekaligus meneguhkan identitas iman, budaya, dan kontribusi masyarakat Solor bagi Gereja dan negara. Sebuah harapan besar lahir: agar generasi muda tumbuh dalam iman yang teguh, pengetahuan yang luas, dan integritas sebagai anak bangsa. (@sly)











