MENDEFINISIKAN CIRI-CIRI SEKOLAH KATOLIK: Sambutan Vikjen Larantuka pada Upacara Pengresmian SMAK Negeri St. Mikhael Flores Timur

Disampaikan pada (04/12/2025)Oleh RD. Gabriel Unto da Silva (Vikaris Jendral Keuskupan Larantuka)*

Bapak Dirjen BIMAS Katolik, dan para undangan yang terhormat. Salam damai sejahtera.

Saya merasa perlu menyampaikan tentang ciri-ciri sekolah yang disebut sekolah Katolik, sejak awal diresmikan SMAK Negeri St. Mikhael Flores Timur ini; supaya para penyelenggara SMAK ini memahami apa yang menentukan identitas kekatoliknya dan berfungsi sebagai landasan di mana standar dan tolok ukurnya berada dan harus dibangun. Karakteristik yang menentukan ini yang akan mengotentikasi standar dan indikator, membenarkan keberadaannya dan memberikan maknanya.

Foto Kegiatan Pengresmian SMAK Negeri St. Mikhael Flores Timur, 04 Desember 2025.

Ciri-ciri Sekolah Katolik yang disampaikan ini berdasarkan referensi langsung dari Magisterium.

1. Berpusat pada Pribadi Yesus Kristus

Seperti di dalam Injil tadi (Mat 7:21.24-27). Bangunan yang kuat perlu didirikan di atas batu. Pendidikan Katolik berakar pada keyakinan bahwa Yesus Kristus memberikan contoh yang paling komprehensif dan meyakinkan tentang realisasi potensi manusia sepenuhnya. Dalam setiap aspek program, kehidupan, dan kegiatannya, sekolah ini harus membina hubungan pribadi dengan Yesus Kristus dan kesaksian bersama terhadap pesan Injil tentang kasih kepada Tuhan dan sesama serta perutusannya yakni pelayanan kepada dunia, terutama yang miskin dan terpinggirkan.

2. Berkontribusi pada Misi Penginjilan Gereja

Kegiatan pendidikan sekolah ini harus berpartisipasi secara langsung dan dengan cara yang istimewa dalam misi penginjilan Gereja. Sebagai entitas gerejawi di mana iman, budaya, dan kehidupan diselaraskan, karena itu sekolah ini juga harus menjadi lokus pelayanan pastoral yang nyata dan spesifik. Karena itu lingkungan di sekolah ini harus jelas mengungkapkan tanda-tanda budaya Katolik, secara fisik, dan kasat mata.

Foto Koor pada Misa Pengresmian SMAK Negeri St. Mikhael Flores Timur, 04 Desember 2025.

3. Dibedakan oleh Keunggulan

Dokumen, sejarah, dan praktik gereja, menetapkan bahwa hal pertama dan terutama sebuah sekolah Katolik yakni dicirikan oleh keunggulan. Jadi diusahakan agar tamatan sekolah ini harus menghasilkan orang-orang yang bermutu, orang yang berguna. Maka perlu diterapkan proses dan struktur yang berkelanjutan dan bukti-bukti untuk memastikan keunggulan dalam setiap aspek program, kehidupan, dan kegiatannya.

4. Berkomitmen untuk Mendidik Seluruh Anak

Pendidikan sekolah berciri Katolik berakar pada keyakinan bahwa manusia memiliki takdir yang transenden dan bahwa pendidikan untuk seluruh pribadi harus membentuk kapasitas spiritual, intelektual, jasmani, psikis, sosial, moral, estetika, humaniora dan religius setiap anak. Sekolah Katolik harus mengembangkan dan melaksanakan program akademik, ko-kurikuler, pembinaan iman, dan pelayanan/pelayanan untuk mendidik seluruh anak dalam semua dimensi yang disebutkan tadi. Proses Pendidikannya tidak hanya mengenai pengetahuan teknis, tetapi juga kearifan spiritual dan perilaku bajik yang dipraktikkan dalam hidup bersama.

Foto Misa Pengresmian SMAK Negeri St. Mikhael Flores Timur, 04 Desember 2025.

5. Mendalami Pandangan Dunia Katolik

Semua sekolah Katolik bertujuan pada: pembentukan integral pribadi manusia, yang meliputi persiapan untuk kehidupan profesional, pembentukan kesadaran etis dan sosial, pengembangan kesadaran akan pendidikan transendental, dan keagamaan. Karena itu semua kurikulum dan pengajaran di sekolah ini diarahkan untuk menumbuhkan keinginan mencari hikmat dan kebenaran, keadilan sosial, disiplin untuk menjadi pembelajar mandiri, mengenal landasan etika dan moral dalam berperilaku, dan tanggung jawab untuk mengubah dan memperkaya dunia dengan nilai-nilai Injil. Hal perlu dicatat bahwa sekolah ini juga harus menghindari kesalahan bahwa kekhasannya hanya bertumpu pada program pendidikan agamanya. Karena tujuan pendidikan kita adalah demi pembangunan manusia yang seutuhnya.

6. Didukung oleh Kesaksian Injil

Point di sini dibicarakan secara khusus tentang guru. Guru-guru sekolah ini perlu memperhatikan panggilan dan partisipasinya di dalam perutusan Gereja. Seorang pendidik adalah panutan bagi siswa. Sebisa mungkin, sekolah ini merekrut guru-guru yang berpraktik Katolik, yang dapat memahami dan menerima ajaran Gereja Katolik dan tuntutan moral Injil, dan yang dapat berkontribusi pada pencapaian identitas Katolik dan tujuan kerasulan, termasuk partisipasi dalam komitmen sekolah terhadap tanggung jawab sosial, keadilan dan evangelisasi. On going formation untuk para pendidik awam sangat penting untuk pembentukan integral para peserta didik. Dalam proyek pendidikan sekolah Katolik, tidak ada pemisahan antara waktu untuk belajar dan waktu untuk pembentukan, antara memperoleh pengertian dan bertumbuh dalam hikmat. Berbagai mata pelajaran sekolah tidak hanya menyajikan ilmu pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai dan kebenaran yang harus ditemukan.

Foto Kegiatan Pengresmian SMAK Negeri St. Mikhael Flores Timur, 04 Desember 2025.

7. Dibentuk oleh Persekutuan dan Komunitas

Proses Pendidikan sekolah ini diminta agar menekankan aspek sekolah sebagai komunitas, baik untuk pertumbuhan pribadi maupun iman yang sejati. Di dalam komunitas ini, diusahakan sedapat mungkin agar dibangun kepercayaan dan kolaborasi yang tulus di antara para guru, dengan orang tua / wali sebagai pendidik utama anak-anak mereka, dan dengan anggota badan pimpinan, untuk mendorong  membangun komunitas sekolah demi pertumbuhan iman dan akademik anak didik sebagai sekolah unggul. Perhatian khusus kiranya diberikan kepada kualitas hubungan antar pribadi antara guru dan siswa, memastikan bahwa pertumbuhan pribadi siswa, dalam hal intelektual dan budi pekertinya, agar diselaraskan dengan pertumbuhan spiritual, religius, emosional, dan sosial kemasyarakatannya. Sekolah ini juga harus menganggap dirinya lebih dari sekedar sebuah institusi, melainkan sebagai sebuah komunitas. Sekolah harus menjadi lingkungan sosial pertama, setelah keluarga, di mana individu memiliki pengalaman positif dalam hubungan sosial dan persaudaraan sebagai prasyarat untuk menjadi pribadi yang mampu membangun masyarakatnya, yang didasarkan pada keadilan, solidaritas dan belarasa, yang merupakan prasyarat untuk kehidupan yang damai di antara individu dan masyarakat.

8. Dapat diakses oleh Semua Siswa

Pendidikan di sekolah ini harus dipastikan agar dapat diakses secara geografis, terprogram, fisik, budaya, dan finansial oleh semua orang. Karena, ciri khas dari sifat gerejawi adalah bahwa ia adalah sekolah untuk semua, terutama yang paling lemah. Inti dari identitas sekolah Katolik adalah budaya dialog dengan tiga elemen penyusunnya: kewajiban untuk menghormati identitas diri sendiri dan orang lain, keberanian untuk menerima perbedaan, dan ketulusan niat. 

Foto Kegiatan Pengresmian SMAK Negeri St. Mikhael Flores Timur, 04 Desember 2025.

9. Otoritas Tegas Uskup

Gereja Katolik, selain satu, kudus tetapi juga Apostolik. Apostolik berarti peranan uskup, maka perjalanan sekolah  ini tidak bisa tanpa otoritas ordinaris wilayah yang adalah uskup setempat. Di dalam dunia Katolik, uskuplah yang memiliki garansi dalam hal iman dan moral umatnya. Ada hal yang melekat dengan jabatannya, di dalam hubungan dengan pendidikan, Hukum Gereja mengingatkan setiap uskup berkewajiban mengedepankan misi sekolah Katolik, mendukung dan meningkatkan kerjanya dan melihat bahwa pendidikan di sekolah didasarkan pada prinsip-prinsip doktrin Katolik.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *