MEMBANGUN SOLIDARITAS EKONOMI SEBAGAI TANDA PENGHARAPAN (Tema Umum APP 2026 Keuskupan Larantuka)

Berita20 Dilihat

Larantuka,  – Gereja Lokal Keuskupan Larantuka kembali menghadirkan Aksi Puasa Pembangunan (APP) sebagai gerakan iman yang bukan hanya berfokus pada dimensi rohani, tetapi juga menyentuh kehidupan sosial-ekonomi umat. Tahun 2026, APP mengusung tema besar “Membangun Solidaritas Ekonomi sebagai Tanda Pengharapan.”

Tema ini dipilih sebagai jawaban atas realitas masyarakat yang semakin diwarnai oleh kesenjangan sosial, pengaruh individualisme, serta melemahnya budaya kebersamaan. Dengan APP, Gereja ingin meneguhkan kembali panggilannya menghadirkan wajah Kristus yang solider – bukan hanya dalam doa, tetapi juga melalui tindakan nyata. APP 2026 hendak mengajak seluruh umat untuk menjadikan solidaritas ekonomi sebagai wujud iman yang membawa pengharapan. Inilah cara Gereja hadir di tengah tantangan zaman,”.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pendalaman APP dibagi dalam lima minggu, dengan tema yang saling berkesinambungan dan didukung oleh teks Kitab Suci.

RD. Sam Dosinaen dan RD. Pey Hurint (Ketua Komisi PSE Keuskupan Larantuka)

Minggu pertama: “Realitas Solidaritas Ekonomi di Wilayah Kita” mengajak umat bercermin pada kehidupan sehari-hari. Praktik budaya lokal seperti kumpu kampo, tulun tali, koha knawun, arisan, koperasi, lumbung pangan, hingga kelompok tani masih menjadi tanda kuatnya tradisi kebersamaan. Namun, di sisi lain, tantangan besar juga hadir: sikap apatis, konsumerisme, hingga jurang antara kaya dan miskin. Bacaan dari Kitab Keluaran 22:21-27 menegaskan panggilan Allah untuk melindungi yang lemah dan menolak penindasan.

Minggu kedua: “Solidaritas Ekonomi sebagai Tanda Pengharapan” menyoroti bahwa solidaritas bukan sekadar tradisi, melainkan ekspresi iman. Kisah jemaat perdana dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 menjadi teladan: mereka hidup saling berbagi, bersatu dalam doa, dan menopang satu sama lain. Kehidupan seperti inilah yang menjadi tanda pengharapan bagi dunia.

Minggu ketiga: “Kita Dipanggil untuk Membangun Solidaritas Ekonomi” menekankan aspek panggilan iman. Allah sendiri telah menunjukkan solidaritas melalui Yesus Kristus yang berinkarnasi. Karena itu, umat dipanggil untuk menghadirkan kasih Allah dalam tindakan nyata. Bacaan dari Kisah Para Rasul 18:1-4 menghadirkan teladan Rasul Paulus yang bekerja sebagai pembuat tenda bersama Akwila dan Priskila demi menopang kehidupan komunitas. Paulus mengajarkan kerja keras, kemandirian, dan kolaborasi demi kesejahteraan bersama.

Minggu keempat: “Tantangan dalam Membangun Solidaritas Ekonomi” menyingkap berbagai rintangan. Dari dalam, umat sering berhadapan dengan individualisme, konsumerisme, dan keterbatasan modal maupun keterampilan. Dari luar, hadir tekanan sistem kapitalis, ketimpangan sosial, kepentingan politik-ekonomi, hingga arus globalisasi. Injil Lukas 4:18-19 menjadi pengingat akan misi Yesus: membawa kabar gembira bagi yang miskin, membebaskan yang tertindas, dan meneguhkan harapan umat.

Minggu kelima: “Bersama Roh Yesus yang Bangkit, Kita Membangun Solidaritas Ekonomi” menjadi puncak pendalaman. Buah Paskah berupa kasih, solidaritas, subsidiaritas, dan keadilan harus menjadi dasar gerakan ekonomi umat. Kehidupan sederhana, semangat kebersamaan dalam KBG, serta penguatan koperasi dan UBSP ditawarkan sebagai jalan konkret. Inspirasi diambil dari Yohanes 21:1-15, kisah Yesus yang hadir di Danau Tiberias memberi makan para murid dan memulihkan semangat mereka.

Peserta Perpas II 2025 Keuskupan Larantuka

Sebagai bentuk komunikasi visual, APP 2026 juga mengusulkan sebuah poster dengan gambar Yesus bersama umat, disertai pesan “Spes non Confundit – Harapan Tidak Mengecewakan.” Poster ini diharapkan menjadi pengingat bahwa solidaritas ekonomi bukan semata urusan materi, melainkan tanda nyata kehadiran Allah yang memberi harapan di tengah dunia.

Melalui APP 2026, Gereja Keuskupan Larantuka meneguhkan komitmen untuk terus berjalan bersama umat, membangun solidaritas ekonomi sebagai tanda iman yang hidup. Sebab, hanya dengan iman yang diwujudkan dalam tindakan konkret, harapan dapat tumbuh dan membawa kesejahteraan bagi semua. (@sly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *