Sabtu, 15 Juli 2023
Pw. S. Bonaventura, UskPujG
Teks: Kej 49:29-32; 50:15-26a; Mat 10:24-33
Saudara/I yang terkasih di dalam Kristus,…
Saat kita memandang ke dalam perjalanan hidup kita, kita seringkali menemui situasi yang penuh dengan penderitaan, tantangan, dan kekecewaan. Terkadang, dalam momen-momen seperti itu, kita merasa seperti sedang berjalan di tengah badai yang tak kunjung usai. Namun, dalam Firman Tuhan, kita menemukan kebenaran yang memampukan kita untuk tetap teguh dan mengasihi serta mempercayai Tuhan di tengah segala situasi yang sulit.
Dalam Kejadian 49:29-32, kita membaca tentang saat Yakub akan meninggal dunia. Sebagai seorang ayah, Yakub mengumpulkan anak-anaknya dan memberikan berkat kepada mereka. Melalui kata-katanya, Yakub memperlihatkan kepada kita betapa pentingnya menjalani hidup dengan integritas dan kasih yang tulus. Meskipun dia telah melewati banyak kesulitan, Yakub tetap memercayai Allah dan berjalan di hadapan-Nya.
Selanjutnya dalam Kejadian 50:15-26a, kita melihat ketidaksempurnaan manusia dan dampaknya pada hubungan antara saudara. Ketika Yakub telah meninggal, ketakutan menghampiri saudara-saudara Yusuf. Mereka khawatir bahwa Yusuf akan membalas kejahatan yang pernah mereka lakukan kepadanya. Namun, Yusuf menghibur mereka dan berkata, “Kamu memang berniat jahat terhadap aku, tetapi Allah bermaksud baik.” (Kejadian 50:20a). Dalam penderitaan dan pengkhianatan, Yusuf memilih untuk mempercayai rencana Allah yang lebih besar dan untuk mengasihi keluarganya.
Berpindah ke Perjanjian Baru, dalam Matius 10:24-33, Yesus berbicara kepada para murid-Nya tentang penderitaan yang mereka akan alami sebagai pengikut-Nya. Ia menegaskan bahwa dunia tidak akan mengasihi mereka, bahkan akan menganiaya mereka karena iman mereka. Namun, Yesus juga memberikan penghiburan dan membangkitkan keberanian dengan berkata, “Janganlah kamu takut kepada mereka yang membunuh tubuh, tetapi tidak dapat membunuh jiwa.” (Matius 10:28a). Ia menegaskan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya dan bahwa mereka berharga di hadapan-Nya.
Renungan ini mengingatkan kita akan kebenaran bahwa hidup ini tidak akan selalu mudah. Kita akan mengalami penderitaan, ujian, dan bahkan pengkhianatan dari orang-orang terdekat kita. Tetapi dalam segala hal ini, kita dipanggil untuk tetap mengasihi, mempercayai, dan mengikuti Tuhan dengan setia. Seperti Yakub yang memperlihatkan kasih dan integritasnya, seperti Yusuf yang memilih memaafkan dan mempercayai rencana Allah, dan seperti murid-murid Yesus yang dipenuhi dengan keberanian oleh janji-Nya, marilah kita menarik kekuatan dari Firman Tuhan.
Pada peringatan Santu Bonaventura, renungan ini mengajak kita untuk merefleksikan hidup kita dan melihat bagaimana kita dapat mengikuti teladan mereka dalam mengasihi dan mempercayai Tuhan di tengah badai kehidupan. Kita diajak untuk melihat bahwa di dalam Kristus kita memiliki kebenaran yang teguh dan janji kemuliaan yang menjangkau jauh melampaui segala penderitaan yang kita alami. Oleh karena itu, biarkanlah iman kita diperkuat dan kasih kita tumbuh, sehingga kita menjadi saksi hidup yang menghadirkan penghiburan dan harapan bagi mereka yang sedang mengalami badai dalam hidup mereka.
“Doa Santo Bonaventura: Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan berikanlah kekuatan kepada saya untuk tetap teguh di dalam iman dan cinta kasih-Mu. Bantulah saya mengasihi dan mempercayai-Mu dengan setia, baik di dalam sukacita maupun penderitaan. Serta, bantu saya menjadi saksi hidup yang memancarkan penghiburan dan harapan kepada mereka yang sedang mengalami badai dalam hidup mereka. Amin.” (RD Moses Atasoge)