Sabtu, 01 Juli 2023
Hari Biasa Pekan XII
Teks : Kejadian 18:1-15; Matius 8:5-17
Saudara/I, yang terkasih dalam Tuhan Yesus,…
Teks Kejadian 18:1-15 dan Matius 8:5-17 memberikan kita gambaran yang indah tentang bagaimana kasih dan kuasa Tuhan bertemu dengan manusia. Kedua narasi ini mengungkapkan bagaimana Allah yang mahakuasa mengunjungi dan memperhatikan orang-orang biasa dalam perjalanan hidup mereka.
Dalam Kejadian 18:1-15, kita melihat perjumpaan Tuhan dengan Abraham. Tuhan datang dalam bentuk tiga orang dan berhenti di depan kemah Abraham. Abraham langsung merasa rendah diri dan bertekuk lutut di hadapan-Nya. Tetapi, Allah memperlakukan Abraham dengan ramah dan mengunjunginya seperti seorang teman. Dia berbicara dengan Abraham, memberikan janji-janji-Nya, dan mendengarkan doa Abraham untuk melindungi kota Sodom. Melalui perjumpaan ini, kita menyaksikan kebesaran Allah yang tidak hanya terkandung dalam kuasa-Nya, tetapi juga dalam kasih-Nya yang hangat dan perhatian terhadap manusia.
Perjumpaan Yesus dengan seorang perwira Romawi dalam Matius 8:5-17 juga mencerminkan hubungan yang unik antara kasih dan kuasa Tuhan. Perwira itu datang kepada Yesus dengan kerendahan hati dan memohon-Nya untuk menyembuhkan hambanya yang sakit kerasukan setan. Yesus tergerak oleh iman perwira tersebut dan menyembuhkan hamba itu dengan perkataan-Nya saja. Perjumpaan ini menunjukkan bahwa kasih dan kuasa Tuhan tidak terbatas oleh budaya, latar belakang, atau status sosial. Yesus, Sang Anak Manusia, datang untuk menyelamatkan dan memberikan hidup yang lebih baik bagi semua orang yang percaya pada-Nya.
Kedua narasi ini menegaskan bahwa dalam perjumpaan Tuhan dengan manusia, kasih dan kuasa-Nya selalu hadir. Kasih Tuhan terwujud dalam perhatian-Nya yang mendalam terhadap setiap individu. Dia mendengarkan doa, memberikan janji, dan mengasihi kita dengan cara yang unik dan pribadi. Allah tidak hanya menginginkan yang terbaik bagi kita, tetapi juga terlibat secara aktif dalam hidup kita.
Di sisi lain, kuasa Tuhan terungkap dalam kemampuan-Nya untuk melakukan mukjizat dan mengubah keadaan yang tidak mungkin bagi manusia. Dalam Matius 8:5-17, Yesus menyembuhkan hamba yang sakit dengan perkataan-Nya saja. Ini menunjukkan bahwa kuasa-Nya melampaui batas-batas manusia dan tidak terikat oleh hukum alam. Ketika kita berhadapan dengan kesulitan, sakit, atau situasi yang tampaknya tidak dapat diatasi, kuasa Tuhan hadir untuk mengubah segalanya.
Renungan atas kedua teks ini mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, kita diajak untuk memperhatikan perjumpaan kita dengan Tuhan. Allah yang mahakuasa dan pencipta semesta ini tidak hanya terbatas pada tahta-Nya yang agung, tetapi juga ingin memiliki hubungan pribadi dengan kita. Dia mengunjungi kita dalam kehidupan sehari-hari, berbicara dengan kita melalui Firman-Nya, dan menjawab doa kita.
Kedua, kita diajak untuk percaya bahwa kasih dan kuasa Tuhan tidak berubah seiring berjalannya waktu. Seperti yang terungkap dalam kedua narasi tersebut, Tuhan yang sama yang memperhatikan Abraham dan menyembuhkan hamba perwira Romawi adalah Tuhan yang kita layani hari ini. Dia masih memiliki kuasa untuk menyembuhkan, memulihkan, dan mengubah hidup kita.
Terakhir, kita diajak untuk memiliki iman yang sungguh-sungguh dalam kasih dan kuasa Tuhan. Seperti perwira Romawi yang memohon dengan rendah hati kepada Yesus, kita dipanggil untuk percaya bahwa Yesus dapat mengubah segala sesuatu dalam hidup kita. Iman yang tulus memungkinkan kita untuk mengalami kasih dan kuasa Tuhan secara pribadi dan melihat mujizat-Nya terjadi dalam hidup kita.
Dalam perjumpaan dengan Tuhan, mari buka hati dan terima kasih serta kuasa-Nya yang melimpah. Biarkanlah kasih dan kuasa-Nya memimpin dan mengubah hidup kita. Dalam hubungan yang akrab ini, kita akan menemukan sukacita, pemulihan, dan kekuatan untuk menghadapi segala sesuatu yang datang dalam hidup kita. Tuhan, yang mahakuasa dan penuh kasih, selalu siap untuk mengunjungi kita dan menjawab doa-doa kita dengan cara yang luar biasa. (RD Moses Atasoge)