

Logo Keuskupan Larantuka dan Logo Ordo Karmel
Balauring – Tuhan kerap bekerja melalui cara-cara sederhana dan tak terduga. Kehadiran Ordo Karmel di Keuskupan Larantuka adalah salah satu contohnya. Sebuah perjalanan rohani yang bermula dari canda seorang gembala kini menjelma menjadi karya nyata yang penuh berkat bagi umat Allah.
Kisah ini berawal pada tahun 2017, ketika Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Uskup Larantuka, diundang ke Biara Karmel di Maumere untuk menahbiskan imam baru. Seusai upacara tahbisan, diumumkan penempatan para imam yang baru ditahbiskan. Namun, tidak satu pun dari mereka ditugaskan ke Keuskupan Larantuka.
Dengan nada bercanda, Mgr. Fransiskus berkata, “Dari tadi saya mendengar penempatan para imam, tetapi tidak ada satu pun untuk Larantuka. Saya hanya diundang untuk menahbiskan, tetapi tidak mendapat imam yang saya tahbiskan.” Ucapan ringan itu mengundang tawa hadirin. Namun, siapa sangka bahwa candaan itu justru menjadi titik awal karya besar Tuhan.
Beberapa waktu kemudian, pihak Karmel menghubungi Keuskupan Larantuka. Mereka menyampaikan niat tulus untuk hadir dan berkarya di wilayah tersebut. Respons ini bukan hanya mengejutkan, tetapi juga menggembirakan. Bagi Uskup dan umat Larantuka, tawaran itu adalah sebuah anugerah yang menjawab kerinduan lama akan tenaga rohani baru yang siap hadir dan melayani.
Pengenalan Medan Pastoral
Kedatangan para Karmelit disambut dengan sukacita. Uskup meminta mereka untuk terlebih dahulu berkeliling keuskupan, mengenal umat, dan merasakan secara langsung suka duka kehidupan masyarakat. Proses pengenalan itu bukan sekadar survei, melainkan dijalani dengan semangat doa dan permenungan.
Para Karmelit pun mengunjungi berbagai tempat di wilayah Keuskupan Larantuka, mendengarkan kisah umat, ikut menyelami kehidupan sederhana masyarakat, serta merasakan semangat iman yang hidup di tengah pergumulan. Semua pengalaman itu menjadi bekal yang memperkaya mereka dalam menapaki ladang pelayanan yang baru.
Setelah proses pengenalan tersebut, Uskup Larantuka akhirnya menugaskan Ordo Karmel untuk berkarya di Balauring, wilayah yang dimekarkan dari Paroki Salib Suci Hoelea, Dekenat Lembata. Menurut Uskup, Balauring adalah tanah yang subur: umatnya penuh semangat, tetapi sangat membutuhkan pendampingan rohani yang lebih intensif.

Pertemuan perdana Bapa Uskup bersama dengan umat Paroki Balauring
Paroki Baru: St. Fransiskus Balauring
Awalnya, para imam Karmelit bergabung dengan imam-imam projo di Paroki Salib Suci Hoelea. Mereka melayani umat bersama, sekaligus terus belajar mengenal kehidupan masyarakat setempat. Setelah melalui suatu proses, Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung akhirnya meresmikan Paroki St. Fransiskus Balauring. Paroki yang baru ini resmi dipercayakan kepada Ordo Karmel. Dengan demikian, Balauring menjadi ladang pelayanan pertama bagi Karmel di Keuskupan Larantuka.
Sambutan Hangat dari Umat
Kehadiran Karmel disambut dengan penuh sukacita oleh umat, para pastor, serta biarawan-biarawati di Dekenat Lembata khususnya, dan Keuskupan Larantuka umumnya. Umat melihatnya sebagai tanda penyelenggaraan Tuhan: gembala yang hadir, tinggal bersama, berdoa, dan melayani dengan kasih.
Kehadiran Karmel adalah jawaban atas doa panjang mereka akan religius yang hidup bersama, mendoakan, melayani, dan meneguhkan iman. Karisma doa dan kontemplasi Karmel diyakini akan memperkaya dinamika hidup menggereja, memperkuat persaudaraan, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya hidup doa dalam keseharian.

Gereja Paroki St. Fransiskus Balauring
Berkat dari Sebuah Candaan
Kisah ini menjadi pengingat bahwa Roh Kudus bekerja dengan cara yang tak terduga. Dari sebuah candaan ringan, lahir keputusan besar yang membawa berkat bagi banyak orang. Uskup sendiri menegaskan, kehadiran Karmel di Balauring adalah wujud nyata kasih Tuhan yang selalu tahu kebutuhan umat-Nya.
Kini, umat Paroki St. Fransiskus Balauring menatap masa depan dengan penuh harapan. Bersama para imam Karmelit, mereka yakin kehidupan iman akan semakin diteguhkan. Anak-anak, kaum muda, keluarga, hingga para lansia menaruh harapan baru bahwa doa dan pelayanan Karmel akan menumbuhkan semangat iman dan kasih persaudaraan.
Tuhan memang punya cara-Nya sendiri. Dan kali ini, Ia memilih memulainya dari sebuah senyuman dan candaan seorang Uskup, yang berubah menjadi berkat besar bagi Keuskupan Larantuka. (@sly)