25 TAHUN PAROKI LATO: Bertumbuh dalam Iman, Persaudaraan, dan Belarasa

Lato, 26 September 2025 – Di bawah cahaya senja yang hangat, lonceng Gereja Santa Perawan Maria La Salette Lato berdentang riang, mengiringi umat paroki yang memadati halaman gereja. Jumat sore itu menjadi saksi sejarah: Paroki Lato merayakan pesta perak, menandai 25 tahun perjalanan sebagai paroki mandiri yang penuh berkat dan perjuangan.

Penjemputan Rombongan Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung

Sejak diresmikan pada 19 September 2000 oleh Mgr. Darius Nggawa, SVD, Paroki Lato telah bertumbuh menjadi komunitas iman yang hidup dan dinamis. Perayaan kali ini bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi juga menjadi momen syukur dan penyalaan semangat baru untuk masa depan.

Misa syukur yang berlangsung sore hari dipimpin langsung oleh Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, bersama puluhan imam konselebran, termasuk Sekretaris Jenderal Keuskupan Larantuka RD. Fransiskus Kwaelaga dan Provinsial MSF Jawa, Rm. Yohanes Risdiyanto, MSF. Hadir pula para pastor dari Paroki Lewolaga, biarawan-biarawati, pemerintah setempat, serta umat dari enam stasi: Lato, Tanameang, Baujawa, Tenawahang, Pagong, dan Waidang.

Suasana misa penuh khidmat dan sukacita. Lagu-lagu liturgi menggema, doa-doa syukur naik ke langit, dan wajah-wajah umat berseri dalam kebahagiaan. Bagi mereka, pesta perak ini adalah bukti nyata kasih Allah dalam perjalanan hidup menggereja.

Penjemputan Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, dan Provinsial MSF Jawa, Rm. Yohanes Risdiyanto, MSF

Dalam sambutannya, Uskup Fransiskus menekankan pentingnya semangat kerja sama. “Paroki ini hadir karena adanya kehadiran umat.  Maka umat punya peranan penting untuk tumbuh kembangnya paroki ini. Bahwa hari ini kita merayakan 25 tahun paroki ini, itu karena keberhasilan umat, tentu dalam kerja sama dengan para pastor di sini”, tandas uaskup. Sekali lagi uskup mengajak umat Paroki Lato untuk berjalan bersama, membangun iman yang kokoh, dan menumbuhkan solidaritas nyata bersama para pastor dan bruder yang berkarya di Lato. Sementara itu, Rm. Risdiyanto mengajak umat meneladani Bunda Maria La Salette yang membawa pesan pertobatan dan rekonsiliasi. “Hidup dalam rekonsiliasi berarti menyatu dengan alam, sesama, dan Tuhan,” ujarnya.

Pastor Paroki, Rm. Hibertus Hartono, MSF, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung perjalanan paroki. “Semangat 25 tahun ini semoga meneguhkan kita semua untuk terus beriman, bersaudara, dan berbelarasa,” katanya.

Ketua Dewan Pastoral Paroki, Wilhelmus Darang Weking, menambahkan bahwa Paroki Lato berkomitmen menjalankan visi dan misi pastoral Keuskupan Larantuka, serta hadir sebagai Gereja yang peduli, bukan hanya bagi umat Katolik, tetapi juga masyarakat luas.

Tema perayaan “Beriman, Bersaudara, Berbelarasa” bukan sekadar slogan. Selama seperempat abad, Paroki Lato telah mewujudkan iman dalam doa, sakramen, dan katekese; membangun persaudaraan melalui KBG dan gotong royong; serta menunjukkan belarasa lewat aksi nyata seperti bantuan bencana, dapur umum, dan pelayanan sosial.

Pastor Paroki Lato, Romo Hibertus Hartono, MSF bersama umat dalam tablo Jalan Salib

Paroki juga aktif membangun sarana iman dan sosial, seperti renovasi gereja stasi, taman doa, kebun sayur paroki, hingga kursus bahasa Inggris gratis bagi anak-anak. Semua ini memperlihatkan wajah Gereja yang dekat dengan umat dan peduli pada kehidupan sehari-hari.

Kini, memasuki usia 25 tahun, Paroki Lato menatap masa depan dengan penuh harapan. Tantangan zaman dipandang sebagai peluang untuk memperdalam iman dan memperluas pelayanan. Umat percaya, benih yang telah ditanam akan terus bertumbuh hingga kelak tiba saatnya merayakan pesta emas 50 tahun sebagai Gereja yang matang, mandiri, dan misioner. Dirgahayu Paroki Santa Perawan Maria La Salette Lato! (@sly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *