Tata Kelola Pastoral Berbasis POACC: Meneropong PJPT I–III Keuskupan Larantuka antara Pemahaman Tata Kelola Program Pastoral versus Komitmen Pastoral.
Oleh: RD. FIAN ERAP
Waibreno, Paroki Lite – Adonara Tengah, 30 Juli 2025. Dalam semangat refleksi berkelanjutan dan peningkatan mutu pelayanan pastoral, para imam muda Keuskupan Larantuka yang tergabung dalam PEPIMDILA (Pertemuan Para Imam Muda Dioses Larantuka) menggelar pertemuan intensif di Waibreno – Paroki Lite, Adonara Tengah, dengan tema: “Meneropong PJPT –III Keuskupan Larantuka Berbasis POACC: Antara Memahami Tata Kelola Program Pastoral versus Komitmen Pastoral.”

Pertemuan ini menjadi forum strategis untuk mendalami kembali arah dan kebijakan pastoral Keuskupan Larantuka sebagaimana dirumuskan dalam Program Jangka Pendek Tahap (PJPT) I–III, dengan pendekatan POACC (Planning, Organizing, Actuating, Coordinating, Controlling,) sebagai kerangka berpikir dan bertindak.
Romo Tote Da Silva, salah satu fasilitator utama dalam kegiatan ini, menegaskan pentingnya tata kelola pastoral yang tidak semata-mata administratif, tetapi terarah, reflektif, dan berakar pada realitas umat. Ia menyampaikan, “Kita harus menghindari jebakan melihat pastoral hanya sebagai serangkaian program, tanpa adanya spiritualitas komitmen. Tata kelola tidak boleh kehilangan roh pelayanan.”
Romo Eman Kumanireng dalam sesi diskusi menyatakan sedikit mengalami kesulitan dalam meneropong PJPT I-III sebab sebagai imam muda, belum maksimal dibekali dengan APP dan tata kelola yang sudah dibuat dan dirancang dengan baik. Oleh karena itu, sangat diharapkan agar pelatihan terkait tata kelola pastoral bisa dibuat secara berkala dalam kegiatan on going formation agar pemahaman terkait hal ini menjadi kekuatan dalam membangun karya pastral di paroki masing-masing. Pater Max, Ocarm juga memberi apresiasi terkait kegiatan pelatihan tata kelola pastoral dan sebagai harapan agar hal ini juga perlu dibekali kepada kongregasi yang berkarya di wilayah Keuskupan Larantuka.
Dalam suasana diskusi yang partisipatif, para imam muda merefleksikan dua kutub penting dalam pelayanan pastoral: pertama, pemahaman tentang sistem dan perencanaan program pastoral (struktur, tahapan, indikator kinerja), dan kedua, kedalaman komitmen pastoral sebagai panggilan personal untuk hidup bersama dan melayani umat secara total.
Beberapa isu strategis yang mencuat dalam diskusi antara lain:
- Masih adanya ketimpangan antara dokumen perencanaan pastoral dan implementasi di tingkat paroki;
- Tantangan konsistensi dalam pelaksanaan POACC di tengah dinamika pastoral lokal;
- Kebutuhan formasi lanjutan untuk memperkuat kepemimpinan imam muda dalam tata kelola berbasis sinodal;
- Kesiapan menghadapi pembentukan paroki baru yang menuntut kemandirian spiritual, personal, dan finansial.
Para peserta juga menyepakati pentingnya memperkuat evaluasi pastoral berkelanjutan dan membangun jaringan kolaborasi antar paroki untuk memastikan keberlanjutan misi Gereja lokal yang berakar pada kebutuhan umat.
Pertemuan di Waibreno ini bukan hanya menjadi momen belajar bersama, tetapi juga ruang refleksi mendalam bagi para imam muda untuk menegaskan kembali identitas mereka sebagai pelayan Kristus yang hidup dalam dinamika pastoral yang semakin kompleks. Dalam semangat POACC, mereka dipanggil untuk terus menjadi gembala yang memahami dan menghidupi tata kelola pastoral sebagai bentuk kesetiaan terhadap komitmen imamat dan pelayanan kepada umat. (erdeF)
Tinggalkan Balasan