Selasa, 18 Juli 2023
Hari Biasa, Pekan Biasa XV
Teks: Keluaran 2:1-15a dan Matius 11:20-24
Saudara/I yang terkasih dalam Kristus,…
Pada hari-hari ini, kita hidup dalam dunia yang penuh dengan kesibukan, tuntutan, dan perubahan yang cepat. Kadang-kadang, dalam kegagapan rutinitas dan tekanan sehari-hari, kita bisa kehilangan perspektif tentang apa yang sebenarnya penting dalam hidup kita. Namun, melalui bacaan kita hari ini dari Keluaran 2:1-15a dan Matius 11:20-24, kita dipanggil untuk merenungkan tentang dua hal yang tak ternilai: Kasih dan Hati yang Rentan.
Dalam Kisah Keluaran, kita mendapatkan gambaran tentang seorang bayi laki-laki yang ditolong oleh seorang perempuan dari keluarga Firaun. Bayi ini adalah Musa, yang kelak akan menjadi pemimpin besar dalam sejarah umat Israel. Tetapi, sebelum dia menjadi sosok yang berpengaruh, dia adalah bayi yang rentan dan terancam.
Renungan pertama kita adalah tentang kasih, yang ditunjukkan oleh ibu Musa. Ketika Firaun mengeluarkan perintah untuk membunuh semua bayi laki-laki Israel, ibu Musa merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu yang tak terbayangkan. Dia memasukkan bayinya dalam keranjang dan menaruhnya di tepi sungai Nil, dengan harapan agar ia selamat.
Kasih yang diperlihatkan oleh ibu Musa adalah kasih yang luar biasa. Meskipun risikonya besar, dia memilih untuk mengorbankan dirinya sendiri demi kehidupan anaknya. Dia menempatkan kepercayaannya pada Allah dan berharap bahwa kasih-Nya akan melindungi dan memelihara bayi itu. Dan, seperti yang kita tahu, kasih ibu Musa tidak sia-sia. Bayi itu ditemukan oleh putri Firaun dan dibesarkan di istana.
Kisah ini mengingatkan kita tentang kekuatan kasih dan pengorbanan yang tak terhingga. Kadang-kadang, kita mungkin merasa tergoda untuk berfokus pada diri sendiri atau memprioritaskan kebutuhan kita sendiri. Tetapi kasih memanggil kita untuk melihat di luar diri kita sendiri dan memperhatikan orang-orang di sekitar kita, terutama mereka yang rentan dan terancam.
Selanjutnya dalam bacaan Injil Matius 11:20-24, kita melihat Yesus mengutuk kota-kota di mana banyak tanda dan mujizat-Nya dilakukan, tetapi orang-orang tidak bertobat. Yesus mengecam kota-kota itu karena tidak mengenali kehadiran-Nya dan menolak untuk bertobat.
Renungan kedua kita adalah tentang hati yang rentan. Yesus dengan penuh kasih berusaha untuk memanggil dan mengubah hati orang-orang, tetapi ada kekerasan hati dan keteguhan dalam keinginan mereka untuk tetap dalam dosa dan kehidupan yang berdosa. Mereka tidak menerima anugerah dan penyataan kasih yang Yesus tawarkan.
Hati yang rentan adalah hati yang terbuka untuk belajar, bertobat, dan mengikuti kehendak Allah. Hati yang rentan mengakui kelemahan dan dosa-dosa kita, dan dengan rendah hati mencari pertolongan dan pengampunan-Nya. Tetapi hati yang keras menolak belajar, menolak perubahan, dan menolak kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita.
Kisah ini menjadi peringatan bagi kita untuk mengasah hati kita agar tetap rentan terhadap kebenaran dan kasih Allah. Kita harus menghindari keras kepala dan kekerasan hati yang menghalangi kita untuk tumbuh dalam iman dan mengikuti jalan-Nya. Ketika kita menjaga hati kita tetap rentan, kita dapat mengalami pertobatan, kesembuhan, dan transformasi yang mendalam.
Dalam renungan kita hari ini, kita mengenali kekuatan kasih dan pentingnya memiliki hati yang rentan. Kasih menggerakkan kita untuk melihat ke luar diri kita sendiri dan melayani orang lain dengan pengorbanan. Hati yang rentan membawa kita untuk belajar, bertobat, dan hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Marilah kita merenungkan bagaimana kita dapat memperluas lingkaran kasih kita dan membuka hati kita terhadap kebenaran dan pengampunan Allah. Marilah kita mengikuti teladan kasih dan rendah hati yang ditunjukkan oleh ibu Musa dan belajar dari teguran yang diberikan oleh Yesus kepada kota-kota yang tidak bertobat.
Semoga kasih dan hati yang rentan memenuhi hidup kita, sehingga kita dapat menjadi saksi kasih Allah bagi dunia ini dan mengalami pertumbuhan rohani yang mendalam. (RD Moses Atasoge)
Semoga, saya juga selalu diberi Hati Rentan Kristus, untuk bisa selalu menjaga semua Sakramen-Sakramen yang sudah berhasil dimiliki. Amin.
Amin