EVALUASI APP 2025: Bertumbuh dalam Iman, Solidaritas, dan Kemandirian

Berita18 Dilihat

Larantuka, – Evaluasi Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2025 di Keuskupan Larantuka menunjukkan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan iman umat. Program rutin tahunan Gereja ini, kini berkembang menjadi sarana pembinaan iman yang menyentuh hampir semua lapisan umat: anak-anak, orang muda, keluarga, hingga komunitas basis gerejawi (KBG). Dengan mengusung tema “Menghadirkan Gereja yang Mandiri dan Misioner dalam Satu Kawanan dengan Satu Gembala,” APP 2025 hadir bukan sekadar rangkaian doa atau pertemuan, melainkan sebuah gerakan iman yang mempersatukan seluruh umat. Evaluasi terbaru menegaskan bahwa APP memberi pengaruh besar bagi perjalanan pastoral Keuskupan Larantuka, baik secara spiritual maupun sosial.

Peserta Perpas II 2025 Keuskupan Larantuka

Salah satu pilar penting APP adalah Katorde (Katekese Orang Dewasa) di KBG. Tahun ini, umat menilai materi Katorde aktual dan kontekstual, sehingga mudah dipahami. Topik-topik yang diangkat mampu menjawab situasi nyata umat, mulai dari dinamika sosial hingga persoalan politik lokal. Lewat Katorde, umat diajak untuk tidak hanya mendengar teori iman, tetapi juga merefleksikan pengalaman sehari-hari dalam terang Injil. Proses ini menumbuhkan kesadaran baru tentang arti pertobatan. Pertobatan tidak dipahami semata-mata sebagai meninggalkan dosa, tetapi juga memperbaharui cara pandang, memperkuat solidaritas, dan meningkatkan keterlibatan dalam kehidupan menggereja.

APP selalu ditandai dengan aksi nyata. Menurut evaluasi, tingkat partisipasi umat dalam aksi bahkan lebih tinggi dibanding dalam kegiatan katekese. Umat secara sukarela melakukan berbagai kegiatan sosial: membersihkan lingkungan, membantu keluarga miskin, mengunjungi orang sakit, hingga menggalang dukungan bagi korban erupsi Gunung Lewotobi.Aksi-aksi ini menumbuhkan rasa persaudaraan dan solidaritas yang mendalam. “APP membuat kami merasakan bahwa Gereja adalah satu kawanan dengan satu gembala. Kami saling menopang, baik dalam suka maupun duka,” ungkap salah satu fasilitator KBG di Adonara. Solidaritas ini memperlihatkan wajah Gereja yang bukan hanya berkumpul untuk berdoa, tetapi juga hadir nyata di tengah masyarakat. Dengan demikian, iman umat tidak berhenti pada kata-kata, tetapi diwujudkan dalam perbuatan kasih.

Peserta Perpas II 2025 Keuskupan Larantuka

Tema besar APP 2025 menekankan kemandirian dan misi Gereja lokal. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa umat makin sadar akan pentingnya kemandirian, baik secara spiritual, personal, maupun finansial. Hal ini terlihat dari semakin aktifnya umat memberi derma, mengelola kegiatan KBG, serta mengambil peran dalam keputusan pastoral. Selain itu, APP mendorong Gereja lokal untuk tampil lebih misioner. Umat tidak hanya berkegiatan dalam lingkup internal, tetapi juga terlibat dalam kegiatan masyarakat, misalnya aksi bersih desa dan kerja sama sosial dengan pemerintah. Inilah bukti nyata bahwa Gereja hadir sebagai garam dan terang dunia.

APP juga menyentuh anak-anak dan kaum muda. Program Bina Iman Anak (BIA) membantu anak-anak menghayati iman sejak dini melalui cerita, gambar, dan aktivitas kreatif. Meskipun jumlah kehadiran sempat berkurang akibat liburan panjang, anak-anak yang ikut serta menunjukkan antusiasme besar. Mereka belajar bahwa doa, pantang, dan puasa adalah jalan menuju kedekatan dengan Tuhan. Sementara itu, kaum muda diberi ruang untuk tampil sebagai fasilitator dan pemimpin ibadat. Keterlibatan ini bukan hanya memberi pengalaman, tetapi juga membentuk rasa percaya diri dan tanggung jawab. “Saya bangga bisa memimpin ibadat KBG. Itu membuat saya merasa benar-benar bagian dari Gereja,” kata seorang OMK dari Paroki Witihama.

Hasil evaluasi menegaskan bahwa APP tidak lagi dipandang sekadar kegiatan tahunan, melainkan sudah menjadi spiritualitas bersama. Pola APP: berdoa, berdiskusi, melakukan aksi nyata, dan berefleksi – telah memperdalam kesadaran umat akan hakikat Gereja sinodal: Gereja yang berjalan bersama, saling mendengarkan, dan saling menopang. Walaupun ada kendala, seperti bahasa materi yang kadang terlalu ilmiah, dominasi kelompok tertentu dalam diskusi, atau keterbatasan fasilitator, semangat umat tetap terjaga. Bahkan di tengah situasi bencana erupsi Gunung Lewotobi, umat tetap berusaha berkumpul, saling menguatkan, dan melanjutkan katekese APP.

Peserta Perpas II 2025 Keuskupan Larantuka

Rangkuman evaluasi 2025 dari tingkat KBG sampai tingkat keuskupan, memperlihatkan bahwa APP telah memberi pengaruh besar bagi perkembangan iman umat Keuskupan Larantuka. APP membentuk umat menjadi lebih beriman, solider, mandiri, dan misioner. Anak-anak belajar nilai-nilai iman sejak dini, kaum muda menemukan peran penting, keluarga semakin dikuatkan, dan KBG makin hidup sebagai pusat kehidupan menggereja. Lebih dari itu, APP membuktikan bahwa sinodalitas bukan sekadar slogan, tetapi kenyataan yang dialami umat setiap tahun. Melalui APP, umat Keuskupan Larantuka belajar berjalan bersama sebagai satu kawanan dengan satu gembala, terus bertumbuh dalam iman, harapan, dan kasih. (@sly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *