Cerpen by : Susana Niren Kelen
Bias cahaya rembulan malam ini begitu indah dipandang mata, sunggu indah rembulan malam ini. Namun indahnya rembulan malam ini tak mampu mengubah suasana hati gadis manis berparas elok berambut panjang, berlesung pipi itu. Panggil saja Clara namanya. Clara adalah sosok seorang gadis yang begitu cantik dan begitu memikat layaknya sang rembulan malam.
Malam itu adalah malam yang begitu memiluhkan hati Clara si gadis desa yang elok nan rupawan. Malam di mana Clara menitikan air mata dari kedua bola mata indahnya,
Malam itu adalah malam perpisahan antara Clara dan sang kekasih hati, sang pujangga hati yang selalu mendebarkan hatinya setiap kali namanya disebut, pemuda tampan nan gagah layaknya super hero itu adalah Felix.
Felix sang pujangga hati harus memutuskan satu pilihan yang teramat berat dimana Felix harus meninggalkan Clara dalam waktu yang cukup lama. Entah berapa purnama yang akan dilaluinya tanpa Clara, Felix belum bisah memastikan itu.
Felix harus menerima sebuah kontrak pekerjaan yang mengharuskan Felix untuk meninggalkan Indonesia dan berangkat keluar negeri, itu berarti Felix juga meninggalkan rembulan hatinya untuk berapa purnama lamanya, pilihan ini juga adalah sebuah pilihan yang penting dalam hidup mereka karena semua ini juga demi massa depan mereka berdua.
Dan mau tak mau, berat sekalipun Felix dan Clara harus dewasa dan bijak dalam menerima keputusan ini, hati sapa yang tak sakit harus berpisah dengan kekasih hati, tapi ini demi massa depan. Mereka berdua memutuskan untuk membangun komitmen dalam relasi mereka itu, mereka harus siap menjalin hubungan jarak jauh atau istilah kerennya LDR. Dengan bermodalkan cinta dan kesetian mereka Clara dan Felix yakin mereka sama-sama mampu melalui semua ini meskipun ada jarak dan waktu yang seolah-olah menjadi penghalang cinta mereka, tapi mereka yakin akan ada rindu yang selalu terselip diantara jarak dan waktu itu‘ ruang rindu itu akan selalu hadir.
Setelah malam itu dengan perpisahan yang begitu menyedikan dan sungguh teramat memilukan hati keduanya, hari ini Felix harus benar-benar pergi. Felix dan Clara begitu berat untuk saling melepaskan, namun keyakinan dan kesetian cinta mereka yang telah meyakinkan mereka bahwa kelak mereka akan bertemu disatu purnama yang telah mereka janjikan.
Hari-hari setelah keberangkatan Felix dilalui Clara dengan berat hati, namun apa boleh buat Clara tak boleh ego, Clara harus bisah memberih kesempatan itu untuk Felix meraih mimpinya, karena tak mungkin ijasah sarjana Felix dibiarkan untuk melewatkan kesempatan kerja begitu saja, Clara hanyalah seorang gadis desa yang hanya menamatkan pendidikan di bangku SMA saja, namun Clara paham betul tentang arti mimpi dan cita-cita. Karena selain cinta Felix juga harus meraih mimpi dan cita-citanya
Bagi Clara hari-hari tanpa Felix itu ibarat malam tanpa purnama, begitu hampa kosong dan gelap, tak ada cahaya namun apa boleh buat Clara harus bisah melalui malam tanpa purnama ini. Cinta berarti mampu berkompromi untuk setiap keputusan, cinta bukan keegowisan sesorang tapi cinta adalah sebuah keiklasan hati. Clara tetap yakin dalam penantianya bahkan dalam seribu purnama pun Clara tetap setia.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan kini sudah setahun berlalu, sudah setahun purnama yang Clara lalui tanpa Felix, tapi rindu dibalik purnama itu selalu tersimpan indah hanya untuk sang kekasih hati. Tahun pertma berlalu Felix masih lancar dan sering menghubungi Clara melalui via telpon. Di setiap purnama yang mereka janjikan Felix selalu berkabar lewat handphone hanya untuk bersua dengan Clara dalam rindu di balik purnama itu.
Seperti dalam kontrak kerja yang ditandantangani Felix bahwa massa kontrak kerja itu selama lima tahun, itu berarti setelah tahun kelima berakir baru Felix akan datang dan menyudahi penantian Clara. Dan Clara masih tetap menanti dengan rindu dan cinta yang sama, dengan purnama dan rembulan yang sama. Dia masih setia menanti dan akan terus menanti hari itu.
Dan hari ini adalah hari dan tanggal terakhir di tahun kelima itu berarti sebentar lagi sang kekasih hati akan datang dan mereka pasti akan bersua dalam purnama yang telah mereka janjikan.
Dan pastinya penantian ini akan berakir di bawah purnama yang mereka rindukan. Hari –hari penantian itu terasa begitu indah, Clara selalu melwatinya dengan debaran-debaran hati yang tak menentu, Ini pertanda sebuah kisah akan diabadikan?
Tentunya Clara pasti berharap demikian, seperti janji Felix hari ke-10 ditahun ke-6 dia akan datang dan mengakiri penantian sang jelita hati dan hari itu tak seperti biasanya Clara berdandan begitu cantik elok nan rupawan, karena sebentar lagi nama yang selalu diarindukan dalam setiap purnama itu akan datang dan mengegam erat tanganya dan sambil berbisik merdu di telinganya “will you marry me”?? oh begitu indah harapan dan penantian Clara.
Dan tiba-tiba di tengah khayalan Clara itu terdengar suara langkah kaki dan bunyi ketukan pintu, seketika mendengar bunyi ketukan pintu dan langkah kaki, jantung Clara berdetak semakin kencang. oh mungkin itu Felix? Gumam Clara dalam hati dengan perasaan bahagia Clara membukan pintu dan berharap di balik pintu akan ditemui senyuman yang dia rindukan selama lima tahun ini.dan seketika itu Clara mebuka pintu itu sambil memejamkan mata indahnya dengan keyakinan di depanya itu adalah Felix. Maaff….apakah benar ini rumah nona Clara? Clara tiba-tiba kaget dan membuka matanya karena dia tahu suara itu bukan suara yang dia nantikan selama lima tahun ini.dan ternyata suara itu adalah suara seorang tukang pos yang sambil menyodorkan sebuah paketan.
Dan Clara semakin bingung karena dia tak pernah memesan barang dan darimana dan siapakah pengirim paketan ini? Pak pos itu menyodorkan paketan itu ke arah Clara dan dengan perasaan ragu Clara mengambilnya, karena Clara tidak sedang menunggu sebuah paket tapi hari ini adaalah hari di mana Clara sedang menanti sang kekasih hati, bukan sebuah paketan.
Dalam kebingunganya Clara perlahan membuka paketan itu, dia juga penasaran apa isi paketan itu. Tiba-tiba saja Clara dibuat bingung sendiri ternyata isi paket itu adalah sebuah amplop besar berwarna coklat dan begitu tebal. Perlahan Clara membuka isi amplop itu dan didapatinya sepucuk surat dan sebuah album foto yang begitu tebal, dengan rasa penasaranya Clara membuka album itu, seketika itu juga mata indah mulai berkaca-kaca, mulutnya membungkam seribu bahasa dan kakinya seakan tak mampu lagi untuk melangkah.
Tuhan inikah jawaban dari penantianku,,,,,teriak Clara histeris..ketika melihat album foto Felix yang bergandeng mesrra dengan seorang wanita cantik bergaun pengantin itu,…
Apakah ini yang aku nantikan?
Felix,,,,tidak, aku tak percaya kau telah memilih Clara lain di hatimu….dengan persaan hancus Clara membuka lembar-demi lembar album foto itu dan lebih terkejutnya lagi Clara mendapati sebuah album dengan pose seorang bayi perempuan yang begitu imut di dalam pelukan Felix dan perempuan itu.
Clara begitu hancur, teramat hancur,,,sontak Clara melempari album foto itu dan mengambil sebuah sepucuk surat yang terselip dalam album foto itu dengan mata yang berkaca, tangan yang gemetar dan hati yang teramat hancur Clara menguatkan hatinya untuk membaca surat itu,dan beginilah isi surat yang membuat Clara menitikan butiran-butiran air mata dari bola mata indahnya itu “Kusudahi Penantianmu”
Rembulan malam ini begitu indah, aku pun berharap kau masih indah dan manis layaknya rembulan malam ini, dari mana dan bagaimana aku mengutarakan semua ini, aku sendiri tak tahu.
Clara yang kusayangi, kucintai dan kumimpikan,,, kuharap kamu mau membuka lembaran suratku ini. Aku tahu kalau hari ini kau sudah berdandan begitu cantik, bahkan lebih cantik dari rembulan malam ,,,, aku tahu pasti kamu telah membuka album foto itu.
Clara cintaku…jangan menutup suratku ini sebelum kamu membacanya. Hari ini adalah hari dimana lima tahun lalu kita mengikat janji di bawah purnama malam itu, aku yakin kamu masih mengingatnya, bahkan aku tak sedikitpun melupakan janji itu,
Clara,,,,,aku tahu sudah begitu banyak purnama yang kamu lalui hanya untuk menanti kepulanganku,,, dan mungkin beribu rindu itu kau selipkan di setiap purnama yang kita janjikan.
Maaffffff ,,,,, beribu maaf atas purnama yang kau lalui dengan segudang rindu itu.aku tak pantas saat menulis surat ini…
Tapi aku akan lebih tidak pantas lagi kalau aku tak berkata jujur kepadamu, kepada cintamu,, kepada penantianmu dan kepada setiap purnama yang kau lalui demi menunggu diriku.
Clara,,,, aku ,cintaku dan kesetianku bukanalah untukmu lagi .
Aku telah jatuh dan terpikat pada bola mata lain yang saat ini telah menjadi pendamping hidupku dan telah dipercayakan Tuhan untuk menjadi ibu dari putriku,… maafff dan hanya maaff dariku Clara.
Andai kau tahu aku pun begitu berat untuk berkata jujur, tapi itu harus aku lakukan.hari ini ClaraKU,,,, KUSUDAHI PENANTIANMU. Maaf jika aku harus menyudahi penantianmu dengan cara yang teramat sakit,,,
Aku telah mengikat hatiku pada janji suci di depan altar Tuhan setahun yang lalu dan kami juga telah dipercayakan Tuhan seorang putri cantik seperti yang kau lihat di dalam album foto itu. dia putriku dia secantik dirimu.
Sekali lagi maaf Clara,,, merindulah pada purnama untuk Felix lain yang mungkin lebih pantas untukmu, aku dan keluargaku mohon maaf Clara, kami memang tak pantas untuk mendapatkan maafmu. Jaga dirimu, hatimu dan rindumu. Karena aku yakin kamu akan mendapatkan yang lebih baik dariku.
Salamku sekeluarga”Felixxx”
Seketika Clara terjatuh lemas di tempat tidur. Dia tak berkata apa-apa yang ada hanyalah air mata yang mengalir begitu derasnya dari kedua bola mata indah itu. Seketika Clara merasa seisi dunianya menjadi gelap tak berwarna. Dimanakah purnama itu? Yang Clara lakukan saat ini hanyalah menangis dalam kepasrahanya, membiarkan hatinya berdamai dengan kenyataan pahit itu.
Hari berlalu begitu saja, dan kini seminggu telah berlalu Clara hanya bisah menangis dan meratapi nasibnya dan Clara memutuskan untuk mengirim balasan untuk surat Felix itu. Dan beginilah isi surat Clara “”Ku terima dalam Luka dan Sakitku””
Purnama itu seakan menghilang seketika… dan rindu itu seakan membunuhku sendiri. Sudah berapa purnama yang kulalui tanpa dirimu akupun tak pernah menghitungnya karena bagiku cintaku bukanlah sebuah tolak ukur yang akan ku ukur dengan setiap purnama yang kulalui. Dan kau tahu itu Felix.
Aku menangis dalam lukaku,,,aku pasrah.karena aku tahu tak ada yang abadi dalam sebuah relasi. Tak ada cinta yang abadi selain cinta TUHANKU.
Aku memang menangis dan luka yang teramat dalam.purnamaku menghilang dan tak akan kembali kepadaku lagi.lima tahun kujaga purnama dan rindu itu hanya untuk hatimu. Aku tak tahu ternyata kau telah terpikat pada bola mata lain yang lebih indah dari diriku. Aku tak berhak menghakimimu karena aku sadar itu adalah jalan yang Tuhan pilihkan untuk dirmu dan diriku, tapi sebagai wanita yang mencintaimu aku berhak terluka dan menangis.
Tapi sudahlah jangan kau pikirkan lukaku,,, karena seperti kataku aku tak berhak menghakimimu dan keluarga kecilmu,jangan kau pikirkan lukaku karena suatu hari nanti seiring brerjalanya waktu Tuhanku akan menyembukan lukaku. Pikirkanlah keluarga kecilmu ,gereja rumah yang telah Tuhan percayakan untuk Kau pimpin, untuk untuk batera yang TUHAN percayakan kau nakodai. Jika ada badai yang datang dalam batera itu ingatlah dan hadirkan selalu TUHAN dalam badai itu sehingga Tuhan meredakan angin ribut yang datang,dan jadikan Nuh sebagai inspirasimu dalam menakodai bahtera rumah tanggamu.
Aku mencintaimu,,, tapi sekarang cinta itu sudah tak pantas ku utarakan. Biarlah cintaku berakir bersama purnama yang selalu aku rindukan. Cintailah Dia yang telah menjadi Tulang Rusukmu, bahagiakan Dia dan jangan pernah kau sakiti hatinya.
Doakanlah aku supaya Luka dan sakit ini cepat berakir dan aku kembali menanti rindu dan purnama yang lain yang mungkin kelak Tuhan berihkan untukku nanti.titip salamku pada putri cantikmu itu dia amat manis seperti ibunya.
Salamku “Clara”
Setelah mengirim surat balasan itu untuk Felix setidaknya hati Clara sedikit merasa lega. Kini Clara memilih menyibukan diri dengan berbagai kegiatan didesanya dan dia memberi diri untuk menjadi ketua orang muda Katolik di paroki tempat tinggalnya. Bagi Clara tak ada luka yang tak sembuh tak ada kisah yang tak berakir. Luka ,, kecewa,, sakit,, itu adalah cara Tuhan mecintai dirinya dengan membuat dirinya melalui semuanya itu dan dibalik semuanya itu Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang lebih untuk dirinya. Mungkin TUHAN mau melihat sejauh mana clara berharap dan berserah dalam namanya, dan refleksi inilah yang membuat clara berhasil bangkit dari titik terendah itu. (Kelen)
