DARI PUING SEROJA: Kapela Stasi Dokeng Kembali Berdiri Kokoh

Tanah Boleng, Adonara – Dua tahun lebih setelah dahsyatnya badai Seroja meluluhlantakkan wilayah timur Pulau Flores, termasuk Pulau Adonara, harapan kembali bersemi di lereng Ile Boleng. Kapela Stasi St. Yosef Dokeng, yang sempat diterjang badai itu, kini berdiri kokoh, menjadi simbol keteguhan iman, semangat kebersamaan, dan kasih persaudaraan umat.
Pemberkatan kapela baru oleh Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, pada Minggu, 12 Oktober 2025, menjadi puncak sukacita umat Allah di Dokeng sekaligus menjadi tanda kebangkitan Paroki St. Yosef Tanah Boleng.
Di lereng Ile Boleng nan hijau, suara lonceng gereja menggema, mengundang umat dari berbagai penjuru paroki untuk berkumpul dalam perayaan ekaristi syukur. Semangat solidaritas terasa kuat dengan kehadiran utusan umat dari tujuh stasi Paroki Tanah Boleng: Lewokeda, Lewokeleng, Duanukin, Lewoblolong/Bayunta’a, Lamawolo, Lewobele, dan Dokeng.
Kehadiran umat paroki menegaskan bahwa duka akibat badai Seroja bukan hanya milik Stasi Dokeng, tetapi juga seluruh umat Paroki Tanah Boleng; dan kebangkitan ini menjadi moment syukur dan sukacita bersama.

Penyambutan Mgr. Fransiskus Kopong Kung di Stasi Dokeng menjelang Pemberkatan Kapela Stasi Dokeng

Turut hadir dalam perayaan ini Vikjen Keuskupan Larantuka, RD. Gabriel Unto da Silva, Sekjen Keuskupan Larantuka, RD. Fransiskus Kwaelaga, Ekonom Keuskupan, RD. Wilhelmus Ola Lanan, Pastor Paroki Tanah Boleng, RD. Aloysius Dore, dan Pastor Rekan RD. Thobias Tobi Tukan, serta para imam konselebran lainnya, RD. John Lein, RD. Anis Angka, RD. Thomas Labina, dan RD. Ansel Liwun.
Dalam khotbahnya, Mgr. Fransiskus Kopong Kung mengatakan bahwa Dokeng adalah kampung damai.
“Dokeng kampung ‘bleba broit’, kampung damai yang sangat indah. Pada tahun 2025, tahun yubileum, tahun rahmat Tuhan, tahun pengharapan, kita membuka pintu kapela ini. Pintu kapela ini dibuka agar kita berjumpa dengan Tuhan untuk mengalami damai bersama dengan Dia”, ujar Bapa Uskup, membangkitkan semangat umat yang hadir.

Stasi St. Yosef Dokeng telah berdiri sejak 1929 dan kini menjadi komunitas katolik bagi 228 jiwa yang tergabung dalam empat Komunitas Basis Gerejawi (KBG) dengan 60 kepala keluarga. Selama puluhan tahun, umat beribadah di kapela lama yang dibangun sejak 1967, tempat yang menyimpan kenangan iman lintas generasi. Namun badai Seroja pada tahun 2021 merusakkan bangunan itu dan membuat umat harus beribadah dalam kondisi yang memprihatinkan.

Mgr. Fransiskus Kopong Kung dan RD. Aloysius Dore bersama Umat pada Acara Pemberkatan Kapela Stasi Dokeng

Dipandu Pastor Paroki RD. Aloysius Dore dan Pastor Rekan RD. Thobias Tobi Tukan, bersama Dewan Pastoral Paroki (DPP), tokoh adat, pemerintah desa, serta umat Stasi Dokeng, panitia pembangunan kapela baru akhirnya dibentuk. Pekerjaan dimulai pada Maret 2024 dan rampung pada September 2025, buah dari kerja keras, doa, dan pengorbanan banyak pihak.

Keberhasilan ini juga ditopang oleh kemurahan hati umat diaspora, pemerintah desa, serta para donatur, termasuk Bapak Widodo dari Jakarta yang menjadi donatur utama melalui Suster Yuliana, FMM.
Desain kapela mungil dan anggun ini merupakan karya dua putra paroki, Herman Maiwati dan Mateus Demon Dosinaen, yang dengan sukarela mempersembahkan keahlian mereka bagi kemuliaan Tuhan. Total biaya pembangunan mencapai Rp 1.055.764.255, sebagian besar berasal dari swadaya umat dan para dermawan.

Ketua panitia pembangunan, Bapak Yosef Lia dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan mendukung pembangunan kapela ini. “Kami sadar, kami tidak sendirian. Dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak telah memungkinkan kami merampungkan pembangunan ini. Patutlah kami menyampaikan limpah terima kasih untuk semua pihak yang dengan caranya terlibat langsung atau tidak langsung dalam proses hingga selesainya pembangunan ini”, ungkapnya disambut tepuk tangan meriah.

Ketua Stasi Dokeng, Bapak Lambertus Sanga, mengungkapkan rasa bangganya, “Kami mungkin umat kecil di lereng Ile Boleng, tetapi kami memiliki iman yang besar. Kapela ini adalah bukti bahwa Tuhan senantiasa bekerja melalui persatuan, kerjasama dan kasih”.

Mgr. Fransiskus Kopong Kung bersama para Pastor dan Petugas Liturgi Perayaan Pemberkatan Kapela Stasi Dokeng

Perayaan pemberkatan dirangkai dengan resepsi syukur sederhana penuh sukacita. Wajah-wajah umat memancarkan kebahagiaan, tanda iman yang hidup dan persaudaraan yang semakin kokoh.
Kini, di lereng Ile Boleng, di bawah langit biru Adonara, kapela mungil Stasi St. Yosef Dokeng berdiri megah. Kapela ini bukan sekadar bangunan fisik dari batu dan semen, tetapi juga adalah monumen iman, harapan, dan kasih persaudaraan. Dari puing badai Seroja, umat Stasi Dokeng telah membuktikan bahwa, di tangan mereka yang percaya dan bersatu, rahmat dan berkat Tuhan selalu nyata, membuka jalan untuk tumbuh dan bersemi. (@sly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *