Senin, 17 Juli 2023
Hari Biasa, Pekan Biasa XV
Teks : Keluaran 1:8-14,22 dan Matius 10:34-11:1
Saudara/I yang terkasih dalam Kristus,…
Bacaan pertama dari Keluaran 1:8-14,22, menggambarkan situasi bangsa Israel yang sedang berada di bawah perbudakan di Mesir. Meskipun mereka merupakan keturunan Yakub yang sangat banyak beranak cucu, mereka menjadi budak yang diperlakukan dengan kejam oleh orang Mesir. Namun demikian, semakin dianiaya, mereka semakin berkembang. Para pemimpin Mesir berusaha meredam perkembangan bangsa Israel dengan kerja paksa, tetapi semakin banyak mereka berkembang dan menjadi kuat.
Dalam bacaan kedua, Matius 10:34-11:1, Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya tentang arti sejati dari panggilan-Nya. Yesus mengatakan bahwa Dia datang bukan untuk membawa perdamaian, tetapi pedang. Dia menyadarkan para murid bahwa mengikuti-Nya akan membawa perpecahan dalam hubungan manusia, bahkan dalam keluarga sendiri. Yesus memanggil mereka untuk memiliki prioritas yang benar, bahkan jika itu berarti mengorbankan hubungan dekat dengan keluarga mereka.
Dalam kedua bacaan ini, terdapat tema umum tentang ketekunan dan pengorbanan. Baik bangsa Israel dalam perbudakan Mesir maupun murid-murid Yesus yang menghadapi perpecahan dalam keluarga mereka, dihadapkan pada pilihan penting dalam hidup mereka. Mereka diuji dan harus memilih antara tetap setia pada nilai-nilai kebenaran dan keadilan atau mengorbankan prinsip-prinsip itu demi kenyamanan dan hubungan yang nyaman.
Dalam kehidupan kita sendiri, kita juga mungkin dihadapkan pada situasi yang memerlukan ketekunan dan pengorbanan. Ketika kita berjuang melawan cobaan atau menghadapi tekanan untuk mengabaikan nilai-nilai yang benar, kita harus bertahan dengan teguh dan tetap setia pada prinsip-prinsip yang kita yakini. Mungkin kita harus menghadapi perpecahan dalam hubungan kita atau berhadapan dengan tantangan yang sulit, tetapi jika kita bertahan dengan iman dan keberanian, kita dapat tumbuh dan berkembang, sama seperti bangsa Israel yang menjadi kuat meskipun dalam perbudakan.
Pesan dari kedua bacaan ini adalah pentingnya memprioritaskan kebenaran dan keadilan dalam hidup kita, bahkan jika itu berarti menghadapi kesulitan atau perpecahan. Tuhan menguji dan membentuk kita melalui tantangan-tantangan yang kita hadapi. Dalam ketekunan kita, kita akan menemukan kekuatan dan pertumbuhan yang tak terduga. Semoga kita semua dapat meneladani keteguhan iman dan keberanian bangsa Israel serta murid-murid Yesus dalam menghadapi tantangan hidup kita, dan mengikuti panggilan-Nya dengan setia, meskipun itu membutuhkan pengorbanan. (RD Moses Atasoge)
Tuhan Yesus, buatlah kami selalu menjadi pribadi yang menganggap Engkau adalah harta terbesar dalam hidup kami. Jangan biarkan kami mudah terpengaruh oleh keinginan-keinginan yang tidak pada tempatnya, yang menyalahi kodrat kami sebagai perwujudan Citra Allah. Amin!