TALI ITU DIPUTUSKAN AGAR PINTU TERBUKA: Waibreno Menjadi Paroki ke-55 di Keuskupan Larantuka

Waibreno – Kamis, 27 November 2025 menjadi momen penting dan bersejarah bagi umat di wilayah Adonara Tengah ketika Paroki St. Antonius Waibreno resmi berdiri sebagai Paroki ke-55 di Keuskupan Larantuka. Peresmian yang ditetapkan melalui SK Uskup Larantuka No. KL 404/V.3/X/2025 ini menjadi tonggak baru perjalanan pastoral umat yang selama ini berada dalam naungan Paroki St. Yosef Lite, paroki induk dari mana proses pemekaran dimulai.

RD. Hendrikus Haju Liwun – Pastor Paroki Pertama Paroki St. Antonius Waibreno.

Perayaan Ekaristi peresmian berlangsung meriah, dipenuhi sukacita dan kebersamaan. Umat dari lima stasi: Waibreno, Riangkoli, Waikelah, Lewohele, dan Lamawolo, hadir memadati gereja dalam atmosfer syukur sebagai komunitas baru yang bersatu. Dengan 16 KBG, 423 kepala keluarga, dan total 1.772 jiwa, Paroki Waibreno tampil sebagai komunitas hidup yang siap menapaki babak baru menuju kemandirian pastoral.
Dalam homilinya, Administrator Apostolik Keuskupan Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, menegaskan bahwa hari ini menjadi hari penuh sukacita bagi Gereja setempat. Ia mengingatkan bahwa pemekaran paroki ini telah dipersiapkan sejak masa pelayanan RD. Ignasius Andreas Liwu (Romo Ansel Liwu), dan kini tiba pada saat yang tepat untuk diresmikan. Mgr. Fransiskus mengajak umat menyambut tugas baru ini dengan semangat membangun Gereja yang mandiri dan misioner. Ia menyinggung simbol pemotongan tali pada acara penyambutan sebagai tanda keterbukaan hati: tali itu diputuskan agar pintu dapat terbuka. Begitu pula hidup umat, katanya, harus terbuka bagi Tuhan dan sesama. Segala persoalan keluarga, terutama yang menyangkut sakramen perkawinan, serta konflik antar kampung, hendaknya dibereskan agar tidak menjadi “tali penghalang” yang menutup pintu hati.

Administrator Apostolik Keuskupan Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung Melantik DPP Waibreno.

Pada acara pertemuan dengan umat sehari sebelumnya, Mgr. Fransiskus menjelaskan bahwa pemekaran Paroki Waibreno dilakukan karena luasnya wilayah pelayanan Paroki Lite. Dengan pembentukan paroki baru, pelayanan pastoral dapat dilakukan lebih dekat, relasi antarumat diperkuat, dan karya Gereja menjadi lebih efektif menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Paroki Waibreno memiliki batas teritorial yang ditetapkan dengan jelas, yakni berbatasan dengan Paroki Lite di wilayah timur dan selatan, serta Paroki Waiwadan di wilayah barat dan utara. Penetapan batas ini menjadi pedoman penting bagi tata pelayanan Gereja yang teratur dan terarah ke depan.

Administrator Apostolik Keuskupan Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung Membaptis Anak di Paroki Baru Waibreno.

Momen peresmian menjadi semakin berkesan dengan pelantikan RD. Hendrikus Haju Liwun sebagai Pastor Paroki pertama St. Antonius Waibreno. Kehadirannya membawa harapan besar akan lahirnya dinamika pastoral yang segar dan penuh semangat. Pada kesempatan yang sama, Dewan Pastoral Paroki Waibreno turut dilantik, dengan Paulus Suban Tukan dipercaya sebagai ketua. Kehadiran DPP diharapkan menjadi motor penggerak dalam membangun tata kelola pastoral yang partisipatif, solid, dan selaras dengan visi paroki yang baru.
Sukacita umat bertambah ketika Mgr. Fransiskus membaptis enam anak sebagai baptisan pertama yang tercatat dalam buku induk Paroki St. Antonius Waibreno. Peristiwa ini menjadi simbol kelahiran baru, bukan hanya bagi anak-anak yang dibaptis, tetapi juga bagi paroki yang baru menapaki awal perjalanan hidupnya.

Administrator Apostolik Keuskupan Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung dan RD. Hendrikus Haju Liwun, Pastor Paroki Pertama St. Antonius Waibreno.

Peresmian Paroki St. Antonius Waibreno bukan sekadar pembentukan unit pelayanan baru, melainkan wujud nyata kehadiran Gereja yang semakin dekat dengan umat. Paroki ini diharapkan menjadi tempat subur bagi pertumbuhan iman, relasi persaudaraan, dan kegiatan misioner yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Adonara Tengah. Dengan semangat “peziarah pengharapan,” umat Waibreno berlangkah bersama menuju Gereja yang semakin hidup, mandiri, dan misioner. (@sly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *