Hari Raya Penampakan Tuhan
Hari Anak Misioner ke-181
Minggu, 07 Januari 2024
Bacaan I : Yes 60:1-6
II : Ef 3:2-3a, 5-6
Injil : Mat 2:1-12
¤ Hari Raya Penampakan Tuhan juga sering disebut Pesta Tiga Raja. Ada tiga orang Majus, sarjana yang telah melihat bintang tanda kelahiran seorang raja di Israel, dan mereka bermaksud menyembah Dia. Kelahiran Yesus memberikan sebuah nilai universal, sukacita untuk seluruh bangsa. Tiga raja dikenal dengan nama: Melkhior, Gaspar dan Baltazar. Ketiganya mewakili bangsa-bangsa yang datang mencari Tuhan dan sujud menyembah Dia.
¤ Bacaan pertama merupakan seruan bagi orang Israel yang kembali dari pembuangan di Babilonia, supaya berani dan percaya kepada diri sendiri untuk membangun masa depan. Landasan dari keberanian dan kepercayaan diri itu adalah: “Karena terangmu datang dan kemuliaan Yahwe akan terbit atasmu.” Nampak gagasan universal dari karya penebusan Allah. Terang penebusan itu berlaku bagi seluruh bangsa, tidak hanya bagi Israel. “Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua datang berhimpun kepadamu.”
¤ Bacaan kedua juga memperlihatkan universalitas dari karya keselamatan Allah. Cinta kasih Allah tidak hanya ditawarkan untuk bangsa Israel, tetapi untuk seluruh bangsa karena karya pemberitaan Injil. “Orang-orang bukan Yahudi, karena berita Injil, turut menjadi ahli waris dan anggota tubuh serta peserta dalam janji yang diberikan dengan perantaraan Kristus.”
¤ Matius menulis Injil dengan cara penulisan ‘midrash’. Cara penulisan ‘midrash’ ini dimaksudkan suatu tafsiran dari Kitab Suci atau peristiwa sejarah lain yang dibuat agak bebas dan sedikit banyak diberi bumbu fantasi. Dengan bacaan Injil hari ini, Matius bermaksud menjelaskan bahwa Yesus Kristus merupakan pemenuhan seluruh dambaan manusia, yang telah dimulai dalam Perjanjian Lama. Kini Yesus Kristus datang, maka juga Dia memanggil wakil-wakil bangsa seantero bumi, yang diwakili para Majus dari timur untuk datang kepada-Nya.
¤ Bintang menjadi simbol seorang pribadi agung. Hal ini biasa dalam cerita rakyat dan astrologi. Bintang tertentu membawa nilai bagi hidup seseorang. Dengan kisah bintang ini, Matius mau menjelaskan bahwa Tuhan memang berkarya dalam peristiwa, menuntun bangsa dalam banyak kejadian. Peristiwa bintang menjadi suatu petunjuk Tuhan yang istimewah. Orang Majus yang datang itu dipanggil Kristus untuk datang kepada Dia, memberikan “isi dan nilai” baru bagi hidup mereka, dan itu harus mereka cari dan mereka perjuangkan.
¤ Sukacita besar terjadi dalam diri para sarjana dari timur ketika berjumpa dengan Yesus dan Maria ibu-Nya. Hal ini nampak dalam persembahan yang memang layak bagi seorang raja. Sering pemberian itu ditafsirkan sebagai lambang yang kemudian terjadi dalam diri Yesus. Emas lambang kerajaan, kemenyan lambang kemuliaan ilahi dan mur lambang wafat-Nya. Persembahan ini adalah pujian dan korban harum-haruman kepada Yesus Kristus, Raja untuk segala bangsa.
¤ Catatan penting lainnya, tentang “Mimpi” yang mengingatkan mereka untuk kembali ke negerinya melalui jalan lain. Setelah berjumpa dengan Yesus Almasih dan memberikan persembahan, mereka kembali melalui jalan lain. Jalan lain adalah suatu jalan baru, jalan inovatif dan kreatif, sebuah jalan pembaharuan. Hidup kita mesti berubah dan berbuah setelah berjumpa dengan Yesus. Mesti ada langkah baru dan semangat baru untuk sebuah hidup yang lebih bermakna dan penuh arti setelah berjumpa dan mengalami kasih Tuhan.
¤ Seperti tiga Majus dari timur, mari kita datang menyembah Yesus dan membawa persembahan harum-haruman kepada Dia. Persembahan kita bukan emas, kemenyan dan mur, tetapi diri dan hidup kita yang sudah dibaharui oleh rahmat-Nya. Setelah berjumpa dengan Yesus, kita mesti berubah dan berbuah, harus hidup baru, agar diri kita boleh menjadi berkat bagi semua orang.
Selamat pagi dan selamat berhari minggu.
Salam dan doa berkatku. (RD. Pey Hurint)