Pasca-letusan Gunung Lewotobi laki-laki di Kabupaten Flores Timur (01/01/2024), Caritas Keuskupan Larantuka bersama dengan sejumlah kelompok kemanusiaan segera bergerak cepat untuk memberikan bantuan kepada para penyintas dan masyarakat yang terdampak bencana alam tersebut. Mereka yang terdampak parah akibat langsung letusan gunung ini adalah Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, dan Waiula yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.
Tim relawan dari Caritas Keuskupan Larantuka telah dikerahkan ke lokasi-lokasi pengungsian untuk melakukan assessment dan memberikan bantuan darurat kepada warga yang mengungsi karena tempat tinggal mereka terdampak abu vulkanik akibat letusan Gunung Lewotobi. Mereka menyediakan makanan, air bersih, pakaian, dan perlengkapan kebersihan kepada para pengungsi yang mengungsi ke tempat-tempat aman.
Selain Caritas Keuskupan Larantuka, berbagai kelompok kemanusiaan lainnya termasuk pemerintah Kabupaten Flores Timur juga turut berpartisipasi dalam upaya membantu para penyintas. Mereka bekerja sama dalam mendistribusikan bantuan dan menyediakan fasilitas kesehatan sementara untuk merawat yang membutuhkan pertolongan medis.
“Setelah mendapat petunjuk dari Bapa Uskup, Mgr Fransiskus Kopong Kung, kami berupaya secepat mungkin untuk mengumpulkan data dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana ini. Kondisi di lapangan masih sangat dinamis, dan kami bekerja keras untuk memastikan bahwa semua kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi,” kata RD Marianus Dewantoro Welan, Direktur Caritas Keuskupan Larantuka.
Lebih lanjut Rusdy Lewar, salah seorang relawan Caritas mengatakan, “Dari hasil assesment kita banyak pengungsi mandiri yang menginap di rumah-rumah keluarga, banyak yang belum tersentuh bantuan. Jadi itu yang akan kita sasar beberapa hari ke depan ini. Kita sudah punya data-datanya jadi tinggal didistribusikan bantuan ke sana. Sementara pegungsi di lokasi-lokasi resmi yang didirikan pemerintah, bantuannya sudah cukup banyak. Satu persoalan yang kita dapati sekarang adalah banyak pegungsi terkhusus anak-anak dan lansia yang mulai terserang ispa, gatal-gatal dan beberapa penyakit lainnya. Tadi (05/01/2024) kami dibantu relawan dari dua paroki terdekat, sekitar 30an orang, jadi pekerjaan kita lumayan terbantu dalam menyalurkan bantuan ini”
Selain itu, kelompok kemanusiaan juga membuka posko pengungsian dan pusat bantuan untuk memberikan informasi serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Bantuan psikososial juga diberikan kepada mereka yang mengalami trauma akibat letusan gunung berapi.
Saat ini, jumlah pengungsi yang terdata adalah 1.442 orang, diantaranya 250 orang berkebutuhan khusus (ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita dan lansia), 21 orang disabilitas (buta, tuli, bisu, bisu tuli, cacat tubuh) dan 1 orang gangguan mental (ODGJ).
Pihak Caritas dan kelompok kemanusiaan lainnya mengajak masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam upaya bantuan dan mendukung rencana rehabilitasi pasca-bencana. Mereka membuka pintu donasi dan menyambut setiap bentuk kontribusi baik dalam bentuk uang, pakaian layak pakai, maupun perlengkapan lain yang dibutuhkan oleh para penyintas.
Sementara tim penyelamat dan petugas bencana terus melakukan evakuasi dan pemantauan situasi di lapangan, bantuan dari Caritas Keuskupan Larantuka dan kelompok kemanusiaan lainnya diharapkan dapat memberikan kelegaan dan membantu proses pemulihan bagi masyarakat yang terdampak letusan Gunung Lewotobi laki-laki. (RDAtasoge)