Dalam Kitab Barukh 1:15-22, Barukh, seorang sekretaris dan asisten nabi Yeremia, mencatat pengakuan dosa bangsa Israel. Ia merenungkan bagaimana bangsa tersebut telah berpaling dari jalan Tuhan dan mengalami konsekuensi atas tindakan mereka. Pengakuan ini adalah langkah awal menuju pertobatan dan pengampunan.
Di sisi lain, dalam Lukas 10:13-16, Yesus mengingatkan kita tentang pertanggungjawaban atas pengertian dan tindakan kita. Ia menegur kota-kota yang telah menyaksikan mujizat-mujizat-Nya tetapi tetap tidak bertobat. Yesus mengatakan bahwa hari penghakiman akan lebih berat bagi mereka daripada bagi kota Sodom yang terkenal dengan kejahatannya.
Dua teks ini mengajarkan kepada kita dua konsep penting: kebijaksanaan dan pertanggungjawaban. Pertama, kebijaksanaan adalah tentang mengenali dosa dan kesalahan kita, sama seperti yang dicontohkan dalam Kitab Barukh. Kita perlu merenungkan tindakan dan pilihan hidup kita, mengakui dosa-dosa kita, dan mencari pertobatan.
Kedua, kita harus sadar akan pertanggungjawaban kita kepada Tuhan, seperti yang diajarkan oleh Yesus dalam Lukas. Kita tidak hanya akan diukur oleh apa yang kita ketahui, tetapi juga oleh apa yang kita lakukan dengan pengetahuan itu. Kita harus hidup sesuai dengan nilai-nilai Tuhan dan menjalani hidup yang penuh tanggung jawab, tahu bahwa kita akan mempertanggungjawabkan segala tindakan dan kata-kata kita kepada-Nya.
Dalam menghadapi kebijaksanaan dan pertanggung-jawaban ini, mari kita selalu mencari pertobatan, menjalani hidup yang berdasarkan kasih dan kebenaran, serta bersedia mempertanggungjawabkan diri kita di hadapan Allah. Semoga kita semua dapat hidup dengan bijaksana dan bertanggung jawab dalam pelayanan dan hubungan kita dengan Tuhan. Amin (RD Moses Atasoge)