“Inilah momen penuh sukacita, saat di mana gembala datang dengan penuh kasih sayang untuk mengunjungi umatnya. Momen ini juga merupakan berkat dari Tuhan di mana umat San Juan boleh mendengarkan suara kegembalaan yang meneguhkan dalam perjuangan iman,” ungkap Pastor Paroki San Juan RD. Silvinus Sabon Helan dalam ibadat penerimaan Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr dalam lawatan pastoralnya di Paroki San Juan Lebao, Dekenat Larantuka.
Tepat pukul 17.00 WITA, Uskup Larantuka bersama rombongan dari Keuskupan Larantuka dan Dekenat Larantuka diterima segenap umat Paroki San Juan di gerbang masuk gereja San Juan Lebao. Rombongan Uskup diarak menuju Gereja San Juan dengan tarian Muro Ae. Ratusan anak sekolah se-Paroki San Juan yang akan menerima sakramen krisma pada Minggu, 13 Agustus 2023 membentuk pagar betis sepanjang jalur perarakan menuju gereja. Selepas ibadat, para agen pastoral yang terdiri dari Dewan Pastoral Paroki San Juan, Pengurus Lingkungan dan Komunitas Basis Gerejani mengikuti pertemuan bersama Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr.

Di hadapan Uskup Larantuka dan rombongan serta umat yang hadir, RD. Silvinus memaparkan keadaan dan perkembangan umat Paroki San Juan. Salah satu hal penting yang disoroti Pastor Paroki San Juan adalah problem-problem sosial yang tengah marak di kalangan umat dan di wilayah paroki, di antaranya perjudian, pergaulan bebas, seks bebas, kehamilan di luar nikah, tawuran dan kenakalan remaja.
Berhadapan dengan penyakit-penyakit sosial tersebut, Mgr. Frans menekankan pentingnya kontrol sosial dari keluarga dan KBG sebagai basis utamanya. Mgr. Frans juga mengajak segenap umat paroki San Juan untuk melibatkan dan mengoptimalkan peran serta komunitas-komunitas para imam dan biarawati yang berdomisili di wilayah paroki San Juan untuk bahu-membahu mengatasi problem-problem sosial tersebut.
Selain itu, menurut Mgr. Frans, budaya dan kekuatan khas di paroki ini yakni ‘tradisi tujuh nagi’ merupakan modal yang baik untuk dijadikan dasar dalam mengurai problem-problem tersebut. Mgr. Frans berharap agar aspek sosio budaya ini dapat memperkuat ikatan kekerabatan dan kekuatan dasar untuk mengatasi problem sosial yang terjadi dalam wilayah paroki dibawah koordinasi paroki dalam jejaringan kerja sama dengan stakeholder yang lainnya.
Mgr. Frans juga menggarisbawahi peran keluarga dan unit-unitnya dalam mengatasi problem sosial. “Keluarga dan unit-unitnya perlu mendapatkan perhatian. Pendekatan pastoral keluarga dan juga pastoral sekolah juga perlu mendapatkan perhatian,” tegas Mgr. Frans.
Di sisi lain, menurut Mgr. Frans, kekuatan utama sebagai sebuah komunitas Gereja adalah Komunitas Basis Gerejani yang untuk Keuskupan Larantuka telah ditetapkan sebagai lokus dan fokus hidup menggereja. “Jika KBG kuat maka paroki dan keuskupan akan kuat juga,” tegas Mgr. Frans.

Menurut Mgr. Frans, untuk mengurai persoalan-persoalan tersebut perlu dilakukan penelitian secara khusus dan cermat tentang gejalah-gejalah sosial terkait berapa jumlahnya, di mana terjadinya, faktor penyebabnya dan segala hal yang berkaitan dengan problem sosial tersebut untuk digagaskan strategi pastoral sebagai jawabannya.
Perjumpaan pastoral ini dipandu oleh Deken Larantuka, RD. Hendrikus Leni. Hadir mendampingi Mgr. Frans di antaranya Sekjen RD. Fransiskus Kwaelaga, Ketua Sekpas RD. Eduardus Jebarus, Ketua Komisi Keluarga RD. Bernardus Belawa Wara, Ketua Yapersuktim RD. Thomas D. Labina dan Wakil Ketua Komsos RD. Moses Watan Boro.
Mgr. Frans akan menerimakan sakramen krisma kepada 922 umat Paroki San Juan. Perayaan ekaristi berlangsung di Gereja San Juan pada Minggu, 13 Agustus 2023, tepat pukul 08.00 Wita (Anselmus D. W. Atasoge).