Rabu, 19 Juli 2023
Hari Biasa, Pekan Biasa XV
Teks: Keluaran 3:1-6, 9-12; Matius 11:25-27
Saudara/I yang terkasih di dalam Kristus,…
Firman Tuhan dalam Keluaran 3:1-6, 9-12 dan Matius 11:25-27, mengajak kita untuk merenungkan dua aspek penting: kehadiran Tuhan yang suci dan kuasa-Nya yang tak terbatas, serta kerendahan hati yang diperlukan dalam menerima dan mengenal-Nya dengan lebih baik.
Di dalam cerita Keluaran, Musa, sebagai gembala domba, memimpin kawanan domba menuju Horeb, gunung Allah. Di sana, dia melihat semak belukar yang menyala-nyala tapi tidak terbakar. Ini adalah momen di mana Tuhan menampakkan diri-Nya kepada Musa melalui malaikat-Nya dalam semak belukar. Musa merasakan kekudusan kehadiran Tuhan dan melepaskan alas kakinya karena dia berada di tanah yang kudus. Ini mengajarkan kita pentingnya kerendahan hati dalam hadirat Tuhan.
Selanjutnya, dalam teks Matius, Yesus mengucap syukur kepada Bapa surgawi karena menyembunyikan kebijaksanaan dan pengetahuan-Nya dari orang-orang yang bijaksana dan berakal sehat, tetapi menyatakannya kepada orang-orang yang kecil. Ini mengungkapkan bahwa pengetahuan tentang Allah dan kebenaran-Nya tidak tergantung pada kebijaksanaan manusia atau kekuatan intelektual, tetapi kepada kerendahan hati dan kesederhanaan dalam menerima-Nya.
Melalui renungan ini, kita diajak untuk mengembangkan kerendahan hati dan kesederhanaan dalam hubungan kita dengan Tuhan. Ketika kita datang kepada-Nya dengan hati yang rendah, kita mengakui kebesaran dan kekudusan-Nya. Ketika kita melepaskan kedunguan dan kebijaksanaan kita sendiri, kita memungkinkan Allah untuk memberikan hikmat-Nya kepada kita.
Teks-teks bacaan ini mengingatkan kita akan kebutuhan akan kerendahan hati dan kesederhanaan dalam hubungan kita dengan Tuhan. Melalui kerendahan hati, kita mampu melihat kekudusan-Nya yang mengagumkan dan mengakui bahwa kita berdiri di hadapan-Nya dengan kerendahan hati yang penuh hormat.
Kita juga diajak untuk menghargai bahwa pengetahuan tentang Allah dan kebenaran-Nya adalah karunia yang dinyatakan-Nya kepada orang-orang yang sederhana. Kita harus melepaskan keangkuhan dan merendahkan hati kita agar kita dapat menerima hikmat-Nya dan kebenaran-Nya yang membawa berkat dan pengertian dalam hidup kita.
Melalui kehadiran-Nya yang suci dan kuasa-Nya yang tak terbatas, Tuhan mengajak kita untuk merenung dan mengenali-Nya dengan kerendahan hati. Kita diingatkan bahwa kita sebagai manusia tidak mampu memahami sepenuhnya kehendak dan rencana-Nya, tetapi kita dapat memperoleh pengetahuan yang dalam dan intim tentang-Nya melalui kerendahan hati dan keterbukaan hati.
Dalam perjalanan kita menuju pemahaman yang lebih dalam tentang Tuhan, marilah kita merendahkan hati kita, melepaskan kedunguan dan kebijaksanaan kita sendiri. Marilah kita menerima karunia-Nya yang tak ternilai dan mengasihi-Nya dengan kerendahan hati yang tulus.
Dalam kerendahan hati, kita menemukan kedekatan dengan Tuhan yang suci dan mendapatkan pengalaman yang mengubah hidup kita. Melalui kerendahan hati, kita menerima hikmat-Nya dan mengenal-Nya dengan lebih intim. Dalam kerendahan hati, kita menemukan kasih karunia-Nya yang melimpah, dan dengan demikian, kita mampu memancarkan kasih dan pengertian-Nya kepada sesama. (RD Moses Atasoge)